Mohon tunggu...
nova aas
nova aas Mohon Tunggu... Lainnya - Hamba Allah
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

tawakal

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Manajemen Konflik dalam Perspektif Islam

28 Oktober 2021   10:25 Diperbarui: 28 Oktober 2021   10:38 1915
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Menangani konflik tidak hanya sebuah ilmu, tapi juga seni dalam berorganisasi. Berikut seni mengatasi konflik:

1) Pengalaman- pengalaman dalam menangani berbagai macam  konflik

2) Kemampuan menerapkan analisis SWOT, dan analisis medan kekuatan terhadap konflik yang sudah muncul atau konflik yang akan muncul.

4) Menggunakan pendekatan sistemik terhadap kasus konflik yang terjadi

Hal ini dapat digambarkan Alquran dalam Surat An-Nisa' ayat 59 yang artinya:

Terjemahnya: "Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya), dan ulil amri di antara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al Quran) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya". Maksud dalam ayat di atas yakni ketika terjadi konflik, maka pemimpin memiliki peran dalam mengingatkan kembali tentang visi dan misi bersama. Dengan kembali pada cita-cita organisasi maka konflik akan menemui jalan damai dan kembali pada semangat kebersamaan.

Secara organisasi resolusi konflik adalah sebagai berikut:

  1. Menyelesaikan masalah yang sudah muncul atau yang masih terpendam. Masalah tidak bisa hilang karena diabaikan. Oleh karena itu, masalah perlu diselesaikan agar tidak membesar.
  2. Melihat masalah secara proporsional atau imbang, tidak membesar- besarkan, tidak mengada-ngada, namun juga tidak meremehkan.
  3. Kekuasaan lebih tinggi sebagai penengah, peredam atau pemberi solusi. Selama masalah yang menimbulkan konflik itu berkaitan dengan pekerjaan dan melibatkan banyak orang.
  4. Berkompromi atau diskusi. Kompromi merupakan belajar untuk menjadi fleksibel dan belajar untuk tidak menjadi keras.

Sebenarnya Allah tidak menyukai konflik apa pun yang terjadi diantara hambanya, namun dalam kenyataannya berbagai konflik dalam kehidupan memang sulit dihindari. Maka, setiap ada konflik yang diceritakan dalam Al-Qur'an selalu diakhiri dengan petunjuk agar diselesaikan secara damai, musyawarah, negosiasi dan lain sebagainya.

Al --Quran menawarkan spirit dalam menginspirasi dan memotivasi untuk mewujudkan resolusi konflik menuju perdamaian:

1. Melakukan tabayyun atau klarifikasi. Ini berada dalam Al -- Quran untuk menguji kebenaran informasi dari seorang fasiq (QS. Al Hujarat : 6)

2. Melakukan tahkim (upaya mediasi). Cara ini dilakukan untuk mendamaikan kedua belah pihak yang tengah berkonflik. Ini dijelaskan dalam Qs An-Nisa' : 35. Sebagai mediator tidak boleh memihak salah satu, ia harus adil dan mendorong kedua belah pihka itu untuk menuju perdamaian.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun