Mohon tunggu...
Noto Susanto
Noto Susanto Mohon Tunggu... Dosen - Menata Kehidupan

Saya Sebagai Dosen, Entrepreneurship, Trainer, Colsultant Security dan Penulis.

Selanjutnya

Tutup

Nature

Jam Bumi atau Earth Hour, Menyelamatkan Nasib Dunia

24 Maret 2021   13:55 Diperbarui: 24 Maret 2021   14:12 403
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: blog.tribunjualbeli.com


Oleh : Noto Susanto, SE, MM, CSTMI, CPHCM, CNHRP, CHLP, CPS.

Jam bumi atau Earth Hour merupakan kegiatan global yang diadakan oleh "Word Wide Fund For Nature" pada akhir pekan bulan Maret setiap tahunnya. Bumi semakin tua, sebagai anak bangsa berkontribusi membangun kesadaran dan kepedulian serta ikut untuk memadamkan semua lampu yang tidak diperlukan atau tidak digunakan dalam kondisi tertentu.

Mengutip dari laman resmi Earth Hour, gerakan untuk menyelamatkan bumi dimulai pertama kalinya di sydney, Australia pada tahun 2007 lalu. Terhitung dari sekarang sudah berjalan sekitar 14 tahun peradaban umat manusia dimuka bumi ini berpertisipasi mematikan lampu, media elektronik, energi lisrik, dan sejenisnya.

Logikanya dalam menerapkan Earth Hour dengan perbandingan manusia yang membutuhkan istirahat dalam waktu 24 jam. Begitu juga bumi tempat kehidupan masyarakat atau penduduk Negara manapun, tentunya membutuhkan istirahat, dengan penjelasan untuk menjaga bumi oleh masyarakat yang tidak peduli terhadap lingkungan hidup terutama di muka bumi ini.

Memperingati atau perayaan Earth Hour mengajak semua elemen masyarakat baik individu, lingkungan perumahan, organisasi tertentu, pelaku bisnis, pemerintah, perkantoran, industri, tempat umum, dan semua manusia yang hidup di muka bumi di seluruh dunia. Ikut serta kampanye mematikan lampu dan alat elektronik selama sekitar 60 menit atau 1 Jam.

Kesadaran masyarakat bahkan Negara dalam Earth Hour, menjadi utama dan fokus untuk diperhatikan terutama perubahan iklim bumi yang disebabkan oleh penduduk masyarakat sendiri seperti dalam pemadaman lampu dan penggunaan perlengkapan elektronik lainnya.

Solidaritas masyarakat lebih dari 7.000 kota dan lebih dari 170 Negara dan jutaan orang, kemungkinan besar untuk memberikan informasi Earth Hour kepada seluruh penduduk Negara manapun untuk melindungi Earth Hour dan informasi dari WWF. Hal tersebut dikemukakan juga dari Independent sebagai wadah untuk mengirim informasi melalui kegiatan Earth hour tersebut.

Apa Alasannya? Yang mengharuskan kita untuk ikut serta atau berpartisipasi,  bahwa WWF menyampaikan bumi sedang krisis kerusakan bumi berjalan begitu cepat. Hal tersebut terbukti dalam laporan WWF-UK Living Planet Report, sebanyak 80 % spesies air musnah, sedangkan lebih dari 50 % populasi hewan darat punah, 40 % hutan berubah menjadi lahan pertanian dengan 15 juta pohon hilang tiap tahun untuk bahan baku minyak.

Dari alasan tersebut, memang adanya seperti diketahui bersama iklim bumi di Indonesia mengalami perubahan yang dahsyat, sehingga merusak ekosistem yang ada di muka bumi dan mengakibatkan bencana alam seperti banjir. Hal ini terjadi karena penebangan pohon liar, pembakaran hutan, penebangan pohon untuk lahan pertanian, lahan atau hutan menjadi gundul sehingga tidak terjadi resapan air, dan lain sebagainya.

Analisa dan fenomena terkait Earth Hour dalam uraian diatas, dengan perubahan iklim bumi bahwa masyarakat ikut terlibat dalam kegiatan Earth hour, jangan merusak alam yang ada di muka bumi ini. Bumi semakin panas, bumi akan mengamuk, bumi akan mencekam keadaan yang tidak terduga, bumi tempat manusia hidup bisa berubah seketika, kemungkinan ini akan terjadi jika perbuatan manusia belum dibukakan pintu kesadarannya.

Mitigasi atau tindakan pencegahan dalam Earth Hour tersebut, yang utama hemat listrik faktor paling mendukung untuk memaksimalkan menjadi iklim perubahan di muka bumi ini, kegiatan lainnya terutama di Indonesia bisa menjadi ambasador bebas dari sampah dan buang sampah pada tempatnya, penanaman pohon mangrove di setiap lingkungan kota baik provinsi dan kabupaten, membangun kesadaran manusia terhadap ekosistem hayati yang beranekaragam, yang paling penting kepada seluruh masyarakat Indonesia membangun kesadaran dan komitmen terhadap kegiatan Earth Hour.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun