Mohon tunggu...
Nofi Ndruru
Nofi Ndruru Mohon Tunggu... Guru - Hidup harus berjalan

traveller, writer, teacher

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama FEATURED

Apakah Isu dan Gerakan Feminisme Sudah Basi?

7 Desember 2019   03:12 Diperbarui: 3 April 2021   07:03 1348
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi feminisme. (sumber: KOMPAS/TOTO SIHONO)

Intinya, mengapa dan sampai kapan harus ada gerakan feminisme? Karena ketidaksetaraan masih ada dan sampai semua setara (baca: setara tidak berarti sama) diperlakukan feminisme akan selalu ada. Mengapa harus perempuan? 

Karena perempuanlah yang seringkali rentan menjadi korban ketidaksetaraan. Misalnya saja sederhana dalam rumah tangga, ngga ada tuh kodratnya laki-laki kerja, perempuan urus dapur dan anak. 

Lah kalau si perempuan lebih mampu secara pekerjaan professional terus ngga bisa laki-laki ngurus rumah tangga? Ngga ada tuh pride nya laki-laki terletak pada kemahirannya menghasilkan uang ataupun sebaliknya. Intinya semua itu mampu melakukan semua, ngga ada Batasan, kamu dong yang urus anak biar aku kerja nih dengan tenang, Padahal urus anak dan rumah serta dapur itu ngga ada jamnya seperti pekerjaan profesional.

Ijinkan aku menutup tulisan ini dengan orasi kesetaraan dalam rumahtangga dari Glenn Close, pemenang Golden Globe Award dari nominasi Artis Wanita terbaik dalam kategori drama:

"I'm thinking of my mom who really sublimated herself to my father her whole life. And in her 80s she said to me, "I feel like I haven't accomplished anything."And it was so not right. And I feel like what I've learned from this whole experience is, women, we're nurturers, that's what's expected of us. We have our children, we have our husbands if we're lucky enough, and our partners. But we have to find personal fulfillment. We have to follow our dreams. We have to say, "I can do that, and I should be allowed to do that." 

Artinya, "Aku memikirkan ibuku yang benar-benar menyublimkan (mendedikasikan bahkan bagian terkecil hidupnya) dirinya pada ayahku seumur hidupnya. Dan di usia 80-an dia berkata kepada saya, "Saya merasa seperti saya belum menyelesaikan apa pun." 

Dan itu sangat tidak benar. Dan saya merasa seperti apa yang saya pelajari dari seluruh pengalaman ini, para wanita, kami adalah pengasuh, itulah yang kami harapkan. 

Kami memiliki anak-anak kami, kami memiliki suami kami jika kami cukup beruntung, dan pasangan kami. Tetapi kita harus menemukan kepuasan pribadi. Kita harus mengikuti impian kita. Kita harus mengatakan, "Aku bisa melakukan itu, dan aku harus diizinkan melakukannya."

RANNAH AR RASHID (ditengah dengan baju lekbong), artis yang mendukung feminisme
RANNAH AR RASHID (ditengah dengan baju lekbong), artis yang mendukung feminisme

peserta Workshop Womens March Indonesia dari berbagai Womens March daerah
peserta Workshop Womens March Indonesia dari berbagai Womens March daerah

Workshop WMI 2019 
Workshop WMI 2019 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun