Jadilah keluarga yang kena imbasnya. Yang tadinya masih bisa bersabar di luar, di rumah langsung mudah tersulut. Â
Sayangnya, kebiasaan ini kalau dibiarkan bisa merusak hubungan keluarga. Harusnya, rumah itu jadi tempat untuk melepas penat, bukan malah jadi tempat untuk melampiaskan emosi negatif. Â
4. Norma Sosial yang Berbeda
Coba bayangkan kalau kita ngomel-ngomel ke atasan atau rekan kerja dengan nada tinggi—sudah pasti akan ada konsekuensi, entah dimarahi balik atau malah dijauhi. Karena ada aturan sosial yang mengikat, kita jadi lebih hati-hati dalam bersikap.Â
Tapi di rumah, tidak ada "hukuman" sosial yang langsung terasa. Kita tidak takut kehilangan keluarga hanya karena berkata kasar, beda kalau ngomong seenaknya ke teman atau bos.Â
Akhirnya, tanpa sadar, kita jadi lebih santun di luar dan lebih keras di rumah. Ini semacam mekanisme pertahanan diri untuk tetap "diterima" di lingkungan luar, tapi sebenarnya tidak adil bagi orang-orang terdekat kita.
Mungkin awalnya kita berpikir, "Ah, ini cuma di rumah aja kok, nggak ada yang bakal ngaruh ke kehidupan luar."
Tapi kalau dibiarkan terus, kebiasaan memperlakukan keluarga dengan kasar sementara ke orang lain lebih sabar ini bisa punya efek yang cukup serius. Apa saja? Ini dia!Â
1. Hubungan Keluarga Bisa Renggang atau Bahkan Rusak
Percaya atau tidak, kata-kata kasar dan perlakuan buruk yang terus-menerus itu bisa meninggalkan luka dalam di hati orang-orang terdekat kita.Â
Memang, mungkin mereka tidak langsung marah balik atau membalas dengan kasar juga, tapi lama-lama, hubungan bisa jadi dingin.Â
- Orang tua jadi malas berbicara karena takut dikasari. Â
- Saudara jadi menjauh dan lebih nyaman curhat ke teman dibanding ke kita. Â
- Rumah yang harusnya jadi tempat pulang yang nyaman malah terasa penuh tekanan. Â
Tidak jarang, ada orang yang lebih betah berlama-lama di luar rumah karena suasana di rumah udah nggak enak.Â
Akhirnya, komunikasi dalam keluarga berkurang, dan hubungan jadi semakin renggang.Â