Mohon tunggu...
Nirwanti Wanti
Nirwanti Wanti Mohon Tunggu... Guru - JALANI SAJA
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Biar takdir menentukan segalanya..

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Peradaban Islam pada Masa Khalifah Usman dan Ali

14 November 2020   19:20 Diperbarui: 14 November 2020   19:22 8398
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dalam bidang ilmu hadis, khalifah Ali bin Abi Thalib berusaha untuk memelihara hadis, dengan cara berhati-hati dalam meriwayatkan suatu hadis. Hal ini terbukti dengan perkataannya: "Jika aku mendengar suatu dari Rasul, maka semoga Allah memberi manfaat kepadaku dengan apa yang Beliau kehendaki dari hadis itu. Jika orang lain meriwayatkan kepadaku, maka aku memintanya bersumpah, dan jika mau bersumpah, maka aku membiarkannya"

  • Ilmu Mistik

Ahli mistik terkenal, Junaid al-Baghdadi mengakui bahwa Ali memiliki otoritas paling tinggi dalam ilmu mistik. Ali menghabiskan banyak waktu untuk mistik. Dari ilmu mistik inilah, maka akan melahirkan apa yang disebut sekarang dengan ilmu tasawuf

  • Berkembangnya Pemikiran Rasional (Teologi)

Proses perkembangan pemikiran muslim tidak lepas dari adanya pergolakan politik pada masa kekhalifahan Ali, yang menimbulkan perang Shiffin dan memunculkan golongan Khawarij. Golongan Khawarij inilah yang pertama kali memprakarsai terhadap berkembangnya teologi/ilmu kalam, yaitu tentang kufr.

  • Gaya Kepemimpinan

Syayyidina Ali dikenal sebagai kholifah yang pemberani (brave), cerdas (smart) pandai bermain pedang dan pandai menulis. Beliau juga seorang orator ulang. Beliau adalah orang yang pertama kali masuk islam dan golongan anak muda.

Gaya kepemimpinan ali boleh dibilang sangat tegas dan berani mengambil langkah-langkahyang cukupberesiko. Gaya kepemimpinannya juga memang mencerminkan pribadi yang berakhlak dan berbudi pekerti. Beliau adalah tipe orang yang suka berterus terang,tegas bertindak dan tidak suka "berminyak air". Ia tidak takut kepada celaan siapapun dalam menjalankan kebenaran, meskipun hal itu cukup beresiko bagi dirinya.

Setelah diangkat sebagai khalifah, Ali bin Abi Thalib mengambil langkah tegas diantaranya mencatat kepala-kepala daerah yang diangkat oleh Utsman dan dikirimkanlah kepala baru untuk menggantikannya, termasuk Muawiyah yang digantikan oleh Sabi' bin Junaif sebagai gubernur Syam. Demikian juga hibah atau pemberian Utsman kepada siapapun yang tidak beralasan diambil kembali oleh Ali untuk dikemblikan kepada Negara


Maka dari ulasan di atas dapat di tarik benang merah mengenai peradaban yang terjadi selama masa perintahan Ali bin Abi Thalib bahwa Ali membuat beberapa kebijakan diantaranya ia memecat para gubernur yang diangkat oleh Usman, dia menarik kembali tanah yang diberikan Usman kepada famili-famili dan kaum kerabatnya tanpa jalan yang sah. dia juga mengambil kembali hibah atau pemberian Usman kepada siapapun yang tidak beralasan, begitu juga tanah yang dihadiahkan Usman kepada penduduk dan memakai kembali sistem distribusi pajak tahunan di antara orang-orang Islam sebagaimana pernah diterapkan Umar.

Selain itu, setalah beberapa bulan ia menjadi khalifah terjadilah pemberontakan yang dilakukan Thalhah, Zubair, Aisyah, yang di kenal dengan Perang "Jamal", hal ini terjadi karena Ali tidak mau menghukum para pembunuh Usman dan mereka menutut bela terhadap darah Usman yang telah ditumpahkan secara zalim, begitu juga pemberontakan yang dilakukan Mu'awiyah dikenal dengan perang "siffin", akan tetapi dalam perjalanan sejarah mencatat bahwa jalan yang Mu'awiyah tempuh adalah untuk memuluskan ambisi kuasanya. Perang "siffin" ini diakhri dengan tahkim (arbitrase), hingga umat Islam terpecah menjadi tiga kekuatan politik, yaitu Mu'awiyah, Syi'ah (pengikut Ali), dan Khawarij (kaum yang keluar dari Ali). Pada akhirnya Ali terbunuh oleh salah seorang anggota khawarij yaitu ibn Muljam, pada tanggal 20 ramadhan 40 H(660M).

BAB III

KESIMPULAN

Berdasarkan uraian di atas mengenai "peradaban pada masa Usman dan Ali" maka kita dapat menarik beberapa kesimpulan yaitu:

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun