Mohon tunggu...
Nirwanti Wanti
Nirwanti Wanti Mohon Tunggu... Guru - JALANI SAJA
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Biar takdir menentukan segalanya..

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Peradaban Islam pada Masa Khalifah Usman dan Ali

14 November 2020   19:20 Diperbarui: 14 November 2020   19:22 8398
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Sejarah Peradaban Islam Pada Masa Usman Bin Affan Dan Ali Bin Abi Thalib

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Peradaban Islam merupakan terjemahan dari kata al-Hadharah al-Islamiyyah, yang sering juga diterjemahkan dalam bahasa Indonesia sebagai kebudayaan. Peradaban Islam ini dulunya telah berkembang pesat sejak Nabi Muhammad, serta para sahabat seperti Usman Bin Affan, dimana bangsa Arab yang dulunya terbelakang, bodoh, tidak terkenal, dan diabaikan bangsa-bangsa lain, menjadi bangsa yang sangat maju, seperti bidang ilmu pengetahuan, ketatanegaraan, seni rupa, seni bangunan.

Dan di dalamnya terdapat nilai-nilai Al-Qur'an dan Hadist, serta semua wilayah kekuasaan islam menggunakan satu bahasa yaitu bahasa Arab oleh karena itu peradaban ini sangat penting artinya dalam sejarah manusia hingga sekarang, bahkan kemajuan barat pada mulanya bersumber dari peradaban islam yang masuk melalui spanyol, hingga tiba pada masa khalifah Usman dibunuh peradaban islam pada sudah mulai menurun, kemudian digantikan oleh khalifah Ali bin Abi Thalib.

Hal ini di karenakan perpecahan kekuatan politik islam, selain itu kemerosotan juga terjadi dikarenakan merosotnya akhlak, ungkapan-ungkapan juga tidak lagi menggunakan satu bahasa atau bahasa arab, bahkan peran arab juga sudah menurun, selain itu peran islam saat ini sebagai pembuat sejarah telah dipisahkan dalam kehidupan Islam.

Berangkat dari ulasan di atas penulis berupaya untuk membahas judul "Peradaban Islam Pada Masa Usman bin 'Affan dan Ali bin Abi Thalib".

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian diatas maka dapat diambil beberapa rumusan masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana peradaban Islam pada masa Usman bin Affan?

2. Bagaimana peradaban Islam pada masa Ali bin Abi Thalib?

C. Tujuan dan Manfaat

Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah:

1. Untuk mengetahui peradaban Islam pada masa Usman bin Affan?

2. Untuk mengetahui peradaban Islam pada masa Ali bin Abi Thalib?

D. Manfaat

Adapun manfaat penulisan makalah ini adalah:

  • Untuk dijadikan barometer atau tolak ukur dari kemajuan-kemajuan Islam pada masa dahulu;
  • Untuk menambah atau memperkaya pengetahuan;

BAB II

PERADABAN ISLAM PADA MASA USTMAN BIN 'AFFAN DAN 

ALI ABI THALIB

A. Biografi Usman bin 'Affan dan Ali bin Abi Thalib

Sebelum membahas lebih lanjut mengenai peradaban Islam pada Usman bin Affan dan Ali bin Abi Thalib, terlebih dahulu kita akan membahas biografi usman bin 'affan dan Ali bin Abi Thalib.

1. Biografi Usman bin 'Affan

Nama lengkap Usman yaitu Usman bin 'Affan bin Abdi Syam bin Abdi Manaf bin Quraiy Al-Qurasyi, Al-Umawiy. Dilahirkan pada tahun kelima, sesudah lahir Rasullulah.  Ibunya bernama Arwa binti kuraiz bin Rabi'ah bin Habib bin Abdu Syam .  Kakeknya, Abu Al-Ash bin Umayyah bin Abdi Syam bin Abdi Manaf merupakan kakek Rasulullah yag kelima.  Usman dikenal dengan Abu 'Amr dia juga dipanggil Abu Abdullah dan Abu Laila. 

Sejak kecilnya telah terkenal dengan budi pekertinya dan perbuatan-perbuatan yang terpuji, dia masuk agama Islam dengan ajakan Abu Bakar.  Setalah itu ia melakukan hijrah dua kali, yang pertama ke Ethiopia, dan yang kedua ke Madinah. Usman merupakan menantu Rasulullah yang dinikahkan oleh Rasulullah dengan putrinya Ruqayyah. 

Usman selalu hadir dalam tiap-tiap peperangan, kecuali ketika perang Badar yang besar itu karena ia di tinggal di madinah menjaga istrinya Ruqayyah yang sedang sakit.  Setelah Ruqayyah meninggal ketika peperangan Badar, Rasulullah sangat tersentuh akan kesedihan yang dialami usman, maka Rasulullah menasehati usman untuk menikahi putrinya yang kedua yaitu ummu kalsum.  Kehormatan yang besar inilah yang membuatnya terkenal dengan sebutan "Dzun Nurain" (yang mempunyai dua cahaya). Lalu ketika ummu kalsum meninggal dunia pada tahun sembilan Hijriah, maka setelah itu Rasul berkata: "Andaikan ada putri ketiga tentu akan kami kawinkan pula dengan engkau. Usman juga merupakan seorang penulis wahyu.

Hingga pada tanggal 18 zhulhijjah 35 H/ 656 M Usman wafat di bunuh oleh kaum pemberontakan.

2. Biografi Ali bin Abi Thalib

Ali bin Abu Thalib bin Abdul Muthalib bin Hasyim bin Abdu Manaf bin Luay bin Kilab Al-Qurasyi. Ali dilahirkan di Mekah tepatnya di dalam ka'bah pada tahun 23 sebelum Hijriah, atau sepuluh tahun sebelum kerasulan. Dia mempunyai nama kecil yaitu Haidarah. Ibunya bernama Fatimah binti Asad bin Hasyim bin Abdul Manaf. Jadi, baik ayahnya maupun ibunya Ali adalah keturunan Bani Hasyim, Ali adalah pemuluk islam pertama dikalangan anak-anak. Ali diasuh oleh Rasulullah karena Rasulullah hendak membalas jasa kepada pamannya. Ali sejak kecil dididik dan tinggal di rumah Rasulullah, dan tidak pernah terpisahkan, Segala peperangan diikutinya kecuali perang Tabuk.

Sejak usianya sepuluh tahun ketika Rasulullah pertama kali memperoleh wahyu pertama, Ali telah menunjukkan pemikirannya yang kritis dan brilian. Kedekatan Ali dengan keluarga Rasulullah semakin erat ketika ia menikah dengan putri bungsu Rasulullah.

Nabi menikahkannya dengan putrinya Fatimah pada tahun kedua hijriah sesudah perang uhud, pada usia 21 tahun 5 bulan dan Fatimah berusia 15 tahun 5 bulan 5 hari. Dari perkawinannya dengan Fatimah ini lahir dua anak laki-laki yaitu Hasan dan Husain, dan dua anak perempuan yaitu Zainab dan Ummu Kalsum.  Beliau dikenal dengan sebutan Abul Husein dan Abu Turab yaitu keponakan sekaligus menantu Rasulullah. Ali juga tercatat sebagai sahabat yang banyak meriwayatkan hadist dari Rasulullah.

Ali terbunuh oleh salah seorang anggota khawarij pada tanggal 20 Ramadhan 40 H atau 660 M.  Komplotan ini terdiri tiga orang khawarij, yang telah bersepakat untuk membunuh Ali, Mu'awiah, dan 'Amr bin Ash. Tetapi di antara ketiga orang itu hanyalah Ibnu Mujam yang dapat membunuh Ali.

B.  Peradaban Pada Masa Usman Bin 'Affan

Usman adalah salah seorang di antara orang-orang yang masuk Islam atas ajakan Abu Bakar di tahun-tahun awal Islam. Usman merupakan bagian dari Umayah. Pada zaman Abu Bakar Usman dekat hubungannya dengan Abu Bakar dan menjadi juru tulis Abu Bakar, dan dialah yang menulis baiat kepada umar, tanpa disadari usman memiliki pengaruh besar di zaman umar, ia menjadi utusan atau duta Bani Umayah.

Tatkala Umar telah wafat, berkumpullah orang-orang yang dipilihnya untuk bermusyawarah, Abdurrahman bin Auf mengusulkan agar dirinya diperkenankan untuk mengundurkan diri, akan tetapi Abdurrahman bin Auf diberi tugas bermusyawarah dengan kaum muslimin. Hasil permusyawarahan tertuju pada Usman dan Ali, karena Usman lebih tua, dan perilakunyapun lunak maka dipilihlah Usman. Pemimpin-pemimpin masyarakat termasuk Ali bin Abi Thalib turut membaiat, dan kemudian diikuti oleh anggota masyarakat.

Usman dibaiat pada hari senin penghabisan bulan Zulhijjah tahun 23 H. Jadi mulai 1 Muharram tahun 24 pangkat itu di jabatnya. Usman bin 'Affan memerintah pada tahun (644-655M), pemerintahan usman berlangsung selama 12 tahun.  Setelah Usman terpilih menjadi khalifah lalu beliau memeriksa perkara 'ubaidillah yang telah membunuh Hurmuzah dan Jufainah dan seorang anak perempuan Abu Lu'luah, yang masih kecil, ini perkara yang mula-mula diperiksa beliau. Kaum muslimin berbeda-beda pendapat mengenai hal ini. Ada yang berpendapat amat berat rasanya Umar terbunuh kemarin, dan hari ini anaknya harus dibunuh, tetapi usman dapat mengatasi soal ini, beliau menghukum bahwa haruslah membayar diyat kepada ahli waris dari orang-orang yang terbunuh itu, kemudian diyat dipikul oleh beliau sendiri, beliau harus membayar dengan hartanya.

Selama pemerintahan Usman bin 'Affan banyak terjadi kemajuan diantaranya adalah menumpas penduhakaan dan pemberontakan yang terjadi di beberapa negeri yang telah masuk ke bawah kekuasaan Islam di zaman Umar, melanjutkan perluasan Islam ke daerah-daerah yang sampai disana telah terhenti perluasan Islam di masa Umar. Sehingga pada masa kekhalifahan Usman bin Affan, kejayaan Islam terbentang dari Armenia, kaukasia, khurasan, kirman, sijistan, Cyprus, sampai mencapai Afrika Utara.

Selain itu pada masa pemerintahan Usman bin 'Affan beliau juga membangun Mesjid Nabawi di Madinah, mesjid ini merupakan pusat pemerintahan mulai dari Nabi Muhammad SAW, Abu Bakar dan Umar yang difungsikan bukan saja tempat beribadah tetapi juga untuk mengatur segala persolan umum. Pada masa Usman dilakukan perluasan mesjid Nabawi, bahkan tidak hanya memperluas bangunan mesjid tetapi juga mengadakan pembaharuan dalam pembangunan itu sesuai inspirasinya. Seluruh didindingnya dibuat dari batu yang diukir dengan tiang-tiang dari batu yang dipahat dan mengisinya dengan batang besi, dicor dengan timah serta bagian luarnya diukir dan langit-langitya dibuat dari kayu bermutu tinggi, dan ada beberapa ornamen dan hiasan yang dihilangkan. Perluasan mesjid Nabawi itu sepanjang seratus enam puluh dzira' (hasta sekitar 18 inchi), sedangkan lebar lima puluh dzira'. Beliau juga mengadakan perluasan di Mesjidil Haram.

Adapun jasa Usman dalam pembangunan angkatan laut yang dilakukan oleh gubernur syiria Muawiyah bin Abi sufyan. Beliau yang membentuk armada laut Islam pertama ketika terjadi perang Dzatusari.  Selain itu Usman juga membangun gedung kusus pengadilan agama yang semula di adakan di mesjid.  dan membangun bendungan untuk menjaga arus banjir yang besar, serta mengatur pembagian air di kota-kota, dia juga membangun jalan-jalan dan jembatan. Hal lain yang patut diingat pada masa kekhalifahan Usman bin 'Affan suatu karya yang sangat penting yaitu mengkodifikasi kitab suci Al-Qur'an. Selama kekhalifahannya terdapat banyak versi bacaan dan versi kitab suci Al-Qur'an di berbagai wilayah imperium. Usman memutuskan untuk menghilangkan perbedaan agar tidak membingungkan umat Islam dalam mengkaji kitab suci Al-Qur'an, sehingga dapat menyatukan semua bacaan yang semula ada tujuh bacaan yaitu Quraisy, Yaman, Jurkum, Huwaiz, Kudaah, Tamin, dan Tarik, dan menjadi satu bacaan yang berstandar qiraah (bacaan) Quraisy. Dia menyusun suatu dewan yang diketuai oleh Zaid bin Tsabit. Dewan inilah menyusun kitab suci secara autentik, yang akhirnya dikenal sebagai mushaf Usmani kemudian dikirim ke Mesir, Damaskus, Bagdad dan Madinah. Usman juga behasil membangun administrasi kekhalifahan yang terpusat dan memantapkan penerbitan Al-Qur'an resmi.

Usman memiliki beberapa kelebihan, akan tetapi karena beliau seorang yang lemah lembut maka beliau berpeluang untuk dimanfaatkan oleh keluarga Umayyah untuk menduduki jabatan penting, yang menyebabkan timbunya protes dari berbagai daerah. Hingga pada paroh terakhir masa kekhalifahannya, muncul perasan tidak puas dan kecewa di kalangan umat islam terhadapnya. Kepemimpinan Usman memang sangat berbeda dengan kepemimpinan Umar. Ini mungkin terjadi karena umurnya yang lanjut (diangkat dalam usia 70 tahun) dan sifatnya lemah lembut. Akhirnya, pada tahun 35 H/655M, Usman dibunuh oleh kaum pemberontak yang terdiri dari orang-orang yang kecewa itu.

Pembunuhan ini terjadi dengan cara yang amat tragis, khalifah ditikam dengan pisau panjang oleh seorang muslim yang tidak mengkehendaki kepemimpiannya, tepat ketika khalifah sedang mendaras (membaca) Al-Qur'an di mihrab mesjid, darahnya mengalir membasahi mushaf yang sedang dibacanya. Hal ini terjadi akibat rapuhnya tali persaudaraan, dan berubahnya dukungan pada khalifah.

Salah satu faktor yang menyebabkan banyak rakyat kecewa terhadap kepemimpinan Usman adalah kebijakannya mengangkat keluarga dalam kedudukan tinggi, diantaranya adalah Marawan bin Hakam. Dialah pada dasarnya yang menjalankan perintah, sedangkan Usman hanya menyandang gelar khalifah. Setelah banyak anggota keluarga yang duduk dalam jabatan-jabatan penting, Usman laksana boneka dihadapan kerabatnya.

Adapun pembunuhan Usman merupakan malapetaka bagi umat Islam, hal ini mengakibatkan kegoncangan-kegoncangan dan kericuhan di beberapa bidang diantaranya kekacauan dibidang bahas Arab, bidang Akidah, dan bidang politik.

  • Sosial budaya dan pendidikan pada masa Usman

Dari dimensi sosial budaya, ilmu pengetahuan berkembang dengan baik. Pertumbuhan dan perkembangan ilmu pengetahuan erat kaitannya dengan perluasan wilayah IslamDengan adanya perluasan wilayah, maka banyak para sahabat yang mendatangi wilayah tersebut dengan tujuan mengajarkan agama Islam.Selain itu, adanya pertukaran pemikiran antara penduduk asli dengan para sahabat juga menjadikan ilmu pengetahuan berkembang dengan baik.Dari segi sosial budaya, Utsman juga membangun mahkamah peradilan.Hal ini merupakan sebuah terobosan, karena sebelumnya peradilan dilakukan di mesjid.Utsman juga melakukan penyeragaman bacaan Al Qur'an juga perluasan Mesjid Haram dan Mesjid Nabawi.

Penyeragaman bacaan dilakukan karena pada masa Rasulullah Saw, Beliau memberikan kelonggaran kepada kabilah-kabilah Arab untuk membaca dan menghafalkan Al Qur'an menurut lahjah (dialek) masing-masing. Seiring bertambahnya wilayah Islam, dan banyaknya bangsa-bangsa yang memeluk agama Islam, pembacaan pun menjadi semakin bervariasi. Akhirnya sahabat Huzaifah bin Yaman mengusulkan kepada Utsman untuk menyeragamkan bacaan. Utsman pun lalu membentuk panitia yang diketuai oleh Zaid bin Tsabit untuk menyalin mushaf yang disimpan oleh Hafsah dan menyeragamkan bacaan Qur'an. Perluasan Mesjid Haram dan Mesjid Nabawi sendiri dilakukan karena semakin bertambah banyaknya umat muslim yang melaksanakan haji setiap tahunnya.

Maka dari pembahasan di atas menurut hemat saya bahwa pada masa pemerintahan usman banyak jasa-jasa yang dilakukan khalifah usman seperti menumpas pendurhakaan dan pemberontakan yang terjadi di beberapa negeri yang telah masuk ke bawah kekuasaan Islam di zaman Umar, disinilah ditanamkannya nilai karakter cinta tanah air, dan menggati hukuman qishas dengan membayar diyat, sebagai perujudan dari karakter cinta damai, pembangunan dan perluasan mesjid Nabawi, dan mesjidil haram, sebagai perumpamaan karakter tanggung jawab, membentuk armada laut membangun gedung kusus pengadilan agama, dan membangun bendungan untuk menjaga arus banjir yang besar, mengatur pembagian air di kota-kota, dia juga membangun jalan-jalan dan jembatan, sebagai perujudan dari penanaamn karakter tanggung jawab dan kerja sama. serta yang amat penting yaitu mengkodifikasi kitab suci Al-Qur'an, sebagai bukti dari karakter religius yang mendalam.

Adapun pada akhir masa kekhalifahannya, Usman dibunuh oleh kaum pemberontak yang merasa kecewa terhadapnya, dan menyebabkan kekacauan di beberapa bidang diantaranya kekacauan dibidang bahas Arab, bidang Akidah, dan bidang politik.

C. Peradaban Pada Masa Ali bin Abi Thalib

Setelah Usman wafat, masyarakat beramai-ramai membaiat Ali ibn Abi Thalib sebagai khalifah. Ia dibaiat seluruh kaum Muhajirin, Anshar, dan semua orang yang hadir, semua patuh dan menerima kecuali Mua'awiyah ibn Abi Sufyan. Ali memerintah hanya enam tahun. Selama masa perintahannya, ia menghadapi berbagai pergolakan. Tidak ada masa sedikitpun dalam pemerintahannya yang dapat dikatakan stabil, setelah menduduki jabatan khalifah, Ali memecat para gubernur yang diangkat oleh usman, dia yakin bahwa pemberontakan-pemberontakan terjadi karena keteledoran mereka, dia juga menarik kembali tanah yang diberikan usman kepada famili-famili dan kaum kerabatnya tanpa jalan yang sah. Demikian juga hibah atau pemberian usman kepada siapapun yang tidak beralasan diambil Ali kembali. Begitu juga tanah yang dihadiahkan usman kepada penduduk dengan menyerahkan hasil pendapatannya kepada negara, dan memakai kembali sistem distribusi pajak tahunan di antara orang-orang Islam sebagaimana pernah diterapkan Umar.

Baru beberapa bulan menjadi khalifah pada tahun 36 H pada bulan Jumadi Tsani, Ali bin Abi Thalib menghadapi pemberontakan Thalhah, Zubair, dan Aisyah, dengan alasan, Ali tidak mau menghukum para pembunuh Usman dan mereka menutut bela terhadap darah usman yang telah ditumpahkan secara zalim. Ali sebenarnya ingin sekali menghindari perang. Dia mengirimkan surat kepada Thalhah dan Zubair agar keduanya mau berunding untuk menyelesaikan perkara itu secara damai, namun, ajakan tersebut ditolak, akhirnya pertempuran yang dahsyatpun terjadi. Perang ini dinamakan dengan " perang Jamal (unta)" karena Aisyah dalam pertempuran itu menunggang unta. Ali berhasil mengalahkan lawannya. Zubair dan Thalhah tebunuh ketika hendak melarikan diri, sedangkan Aisyah ditawan, diperlakukan secara baik, dan menyuru beberapa pasukannya untuk mengantar 'Aisyah kembali kemadinah.

Setelah peperangan ini, penduduk Basrah tunduk kepada pemerintahan Ali, dan gubernur negeri Basrah diganti dengan Abdullah bin Abbas. Daerah-daerah ini mulai tunduk di bawah kepemimpinan Amirul Mukminin Ali. Bersamaan dengan itu satu-satunya masalah yang belum terselesaikan hanyalah negeri Syam yaitu Mu'awiyah bin Abi Sufyan. Mu'awiyah menolak membai'at Ali sampai Ali berhasil menuntaskan kasus pembunuhan Usman dan mengqishaskan semua orang yang terlibat langsung dalam pembunuhan tersebut.

Pada masa itu Ali ingin mencopot jabatan Mu'awiyah sebagai gubernur Syam, pada tahun 37 H, pada bulan Muharram, namun Mu'awwiyah menolak kebijakan Ali, Ali bersama pasukannya menuju Syam, begitu juga dengan Mua'wiyah yang tidak mau mengalah bersama pasukannya para penyulut fitnah yang terlibat langsung dalam pembunuhan Usman, Ali mengutus beberapa orang menemui Mu'awiyah untuk menjelaskan sikapnya. Tetapi upaya Ali gagal. sehingga terjadilah perang di sahara shiffin,.

Setelah perang shiffin, pertikaian sedikit mereda, dua hari setelah proses tahkim, Ali bersama pasukkannya ke kuffah, sementara Mu'awiyah bersama pasukannya begerak munuju Irak. Kedua pemimpi ini bertemu di Dawmah al-Jandal, tetapi keduanya tidak menemukan kata sepakat, bahkan menyebabkan timbulnya golongan ketiga, Al-khawarij (orang-orang yang keluar dari barisan Ali). Akibatnya, di akhir pemerintahan Ali bin Abi Thalib, umat Islam terpecah menjadi tiga kekuatan politik, yaitu Mu'awiyah, Syi'ah (pengikut Ali), dan Khawarij, keadaan ini tidak menguntungkan Ali. Munculnya kelompok Khawarij menyebabkan tentaranya semakin lemah, sementara posisi Mu'awiyah semakin kuat. Pada tanggal 20 ramadhan 40 H(660M), Ali terbunuh oleh salah seorang anggota khawarij yaitu ibn Muljam.

  • Perkembangan kebudayaan dan pendidikan
  • Ilmu Nahwu Dan Shorof

Ilmu nahwu dan ilmu lughah lahir dan berkembang di Basrah dan Kufah. Hal ini disebabkan karena kedua kota tersebut banyak bermukim berbagai kabilah Arab yang berbicara dengan bermacam-macam dialeg bahasa, bahkan di sana juga banyak bermukim orang-orang Ajam yang berbahasa Persia. Khalifah Ali bin Abi Thalib adalah Pembina dan penyusun pertama bagi dasar-dasar ilmu tata bahasa Arab tersebut yang kemudian dilanjutkan oleh Abu Aswad ad-Duali. Dengan adanya ilmu itu, khalifah Ali berjasa dalam memperbaharui gramatika tulisan Arab, dengan membuat rumus-rumus tanda baca, seperti titik dan harakat untuk memudahkan kaum muslimin membaca al-Qur'an atau berkomunikasi melalui tulisan

  • Ilmu Hadits

Dalam bidang ilmu hadis, khalifah Ali bin Abi Thalib berusaha untuk memelihara hadis, dengan cara berhati-hati dalam meriwayatkan suatu hadis. Hal ini terbukti dengan perkataannya: "Jika aku mendengar suatu dari Rasul, maka semoga Allah memberi manfaat kepadaku dengan apa yang Beliau kehendaki dari hadis itu. Jika orang lain meriwayatkan kepadaku, maka aku memintanya bersumpah, dan jika mau bersumpah, maka aku membiarkannya"

  • Ilmu Mistik

Ahli mistik terkenal, Junaid al-Baghdadi mengakui bahwa Ali memiliki otoritas paling tinggi dalam ilmu mistik. Ali menghabiskan banyak waktu untuk mistik. Dari ilmu mistik inilah, maka akan melahirkan apa yang disebut sekarang dengan ilmu tasawuf

  • Berkembangnya Pemikiran Rasional (Teologi)

Proses perkembangan pemikiran muslim tidak lepas dari adanya pergolakan politik pada masa kekhalifahan Ali, yang menimbulkan perang Shiffin dan memunculkan golongan Khawarij. Golongan Khawarij inilah yang pertama kali memprakarsai terhadap berkembangnya teologi/ilmu kalam, yaitu tentang kufr.

  • Gaya Kepemimpinan

Syayyidina Ali dikenal sebagai kholifah yang pemberani (brave), cerdas (smart) pandai bermain pedang dan pandai menulis. Beliau juga seorang orator ulang. Beliau adalah orang yang pertama kali masuk islam dan golongan anak muda.

Gaya kepemimpinan ali boleh dibilang sangat tegas dan berani mengambil langkah-langkahyang cukupberesiko. Gaya kepemimpinannya juga memang mencerminkan pribadi yang berakhlak dan berbudi pekerti. Beliau adalah tipe orang yang suka berterus terang,tegas bertindak dan tidak suka "berminyak air". Ia tidak takut kepada celaan siapapun dalam menjalankan kebenaran, meskipun hal itu cukup beresiko bagi dirinya.

Setelah diangkat sebagai khalifah, Ali bin Abi Thalib mengambil langkah tegas diantaranya mencatat kepala-kepala daerah yang diangkat oleh Utsman dan dikirimkanlah kepala baru untuk menggantikannya, termasuk Muawiyah yang digantikan oleh Sabi' bin Junaif sebagai gubernur Syam. Demikian juga hibah atau pemberian Utsman kepada siapapun yang tidak beralasan diambil kembali oleh Ali untuk dikemblikan kepada Negara

Maka dari ulasan di atas dapat di tarik benang merah mengenai peradaban yang terjadi selama masa perintahan Ali bin Abi Thalib bahwa Ali membuat beberapa kebijakan diantaranya ia memecat para gubernur yang diangkat oleh Usman, dia menarik kembali tanah yang diberikan Usman kepada famili-famili dan kaum kerabatnya tanpa jalan yang sah. dia juga mengambil kembali hibah atau pemberian Usman kepada siapapun yang tidak beralasan, begitu juga tanah yang dihadiahkan Usman kepada penduduk dan memakai kembali sistem distribusi pajak tahunan di antara orang-orang Islam sebagaimana pernah diterapkan Umar.

Selain itu, setalah beberapa bulan ia menjadi khalifah terjadilah pemberontakan yang dilakukan Thalhah, Zubair, Aisyah, yang di kenal dengan Perang "Jamal", hal ini terjadi karena Ali tidak mau menghukum para pembunuh Usman dan mereka menutut bela terhadap darah Usman yang telah ditumpahkan secara zalim, begitu juga pemberontakan yang dilakukan Mu'awiyah dikenal dengan perang "siffin", akan tetapi dalam perjalanan sejarah mencatat bahwa jalan yang Mu'awiyah tempuh adalah untuk memuluskan ambisi kuasanya. Perang "siffin" ini diakhri dengan tahkim (arbitrase), hingga umat Islam terpecah menjadi tiga kekuatan politik, yaitu Mu'awiyah, Syi'ah (pengikut Ali), dan Khawarij (kaum yang keluar dari Ali). Pada akhirnya Ali terbunuh oleh salah seorang anggota khawarij yaitu ibn Muljam, pada tanggal 20 ramadhan 40 H(660M).

BAB III

KESIMPULAN

Berdasarkan uraian di atas mengenai "peradaban pada masa Usman dan Ali" maka kita dapat menarik beberapa kesimpulan yaitu:

1. Pada masa pemerintahan usman peradaban Islam sangat maju, banyak jasa-jasa yang dilakukan khalifah usman seperti menumpas penduhakaan dan pemberontakan yang terjadi di beberapa negeri yang telah masuk ke bawah kekuasaan Islam pada masa Umar, menggati hukuman qishas dengan membayar diyat, pembangunan dan perluasan mesjid Nabawi, dan mesjidil haram, membentuk armada laut membangun gedung kusus pengadilan agama, dan membangun bendungan untuk menjaga arus banjir yang besar, mengatur pembagian air di kota-kota, dia juga membangun jalan-jalan dan jembatan, serta yang amat penting yaitu mengkodifikasi kitab suci Al-Qur'an, akan tetapi, pada akhir masa kekhalifahannya, Usman dibunuh oleh kaum pemberontak yang merasa kecewa terhadapnya, dan menyebabkan kekacauan di beberapa bidang diantaranya kekacauan dibidang bahas Arab, bidang Akidah, dan bidang politik.

2. Adapun peradaban yang terjadi pada masa pemerintahan Ali bin Abi Thalib yaitu Ali membuat beberapa kebijakan diantaranya ia memecat para gubernur yang diangkat oleh Usman, dia menarik kembali tanah yang diberikan Usman kepada famili-famili dan kaum kerabatnya tanpa jalan yang sah, dia juga mengambil kembali hibah atau pemberian Usman kepada siapapun yang tidak beralasan, begitu juga tanah yang dihadiahkan Usman kepada penduduk dan memakai kembali sistem distribusi pajak tahunan di antara orang-orang Islam sebagaimana pernah diterapkan Umar, serta pada masa itu terjadi pemberontakan- pemberotakan baik yang dilakukan Thalhah, Zubair, Aisyah, yang di kenal dengan Perang "Jamal", maupun dilakukan Mu'awiyah dikenal dengan perang "siffin", sehingga pada akhir pemerintahannya umat Islam terpecah menjadi tiga kekuatan politik, yaitu Mu'awiyah, Syi'ah, dan Khawarij. Ali terbunuh oleh salah seorang anggota khawarij yaitu ibn Muljam pada tanggal 20 ramadhan 40 H(660M),

DAFTAR PUSTAKA

Abu Su'ud, Islamologi: Sejarah, Ajaran, dan Perannya dalam Peradaban Umat Manusia, Jakarta: Rineka cipta, 2013.

Badri Yatim, Sejarah Peradaban Islam, Jakarta: Raja Grafindo, 2008.

Hamka, Sejarah Islam, Pustaka Nasional PTE LTD Singapura, 1997.

.

Hepi Andi Bustami, Sejarah Khalifah, Jakarta: Al-Kausar, 2008.

Heakal, Muhammad Husain, Usman bin Affan: "Umatku yang Benar-Benar Pemalu Adalah Usman" Antara Kekhalifan dan Kerajaan, terj. Ali Audah, Bogor: Pustaka Litera Antarnusa, 2004.

Imam As-Suyuthi, Tarikh Khulafa': Sejarah Para Pengusa Islam, Jakarta: Pustaka Al-Kautsar, 2003.

Munawiyah, dkk, Sejarah Peradaban Islam, Bandar Publishing, Banda Aceh, 2009.

Muhammad bin Shamil As-Sulami, Al-Bidayah Wan Nihayah: Masa Khulafa'ur Rasyidin, terj. Abu Ihsan al-Atsari, Jakarta: Darul Haq, 2004.

Musyrifah Sunanto, Sejarah Islam Klasik: Perkembangan Ilmu Pengetahuan Islam, Jakarta, kencana, 2003.

Qasim A.Ibrahim dan Muhammad A. Saleh, Sejarah Islam: Jejak Langkah Peradaban Islam dari Masa Nabi Hingga Masa Kini, Jakarta: Zaman, 2014

Rasul Ja'fariat, Sejarah Islam: Sejak wafatnya Nabi SAW hingga Runtuhnya Dinasti Bani Umayyah, Jakarta: lentera, 2004.

Syalabi, Sejarah kebudayaan Islam 1, Jakarta: Pustaka Al- Husna Baru, 2003.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun