Mohon tunggu...
Muhammad Arlek
Muhammad Arlek Mohon Tunggu... Penulis - ¬ Menulis untuk berbagi ¬

Suka mengamati kota. Sedang bekerja di bidang Tata Ruang. Pernah mengikuti kuliah di Arsitektur UI pada 2011.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Bayt Al-Hikmah, Warisan Arsitektur pada Masa Keemasan Islam

7 April 2024   06:55 Diperbarui: 7 April 2024   07:04 165
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
www.1001inventions.com

Assalamu’alaikum sobat Kompasiana. Mudah-mudahan dalam keadaan sehat wal’afiat, ya. Pada kesempatan ini saya akan membuat tulisan seputar dunia Islam, selagi masih Ramadhan.

Tahukah kamu, beberapa ratus silam terdapat sebuah era yang disebut masa keemasan Islam (Islamic Golden Age) pada abad pertengahan? Era tersebut ditandai dengan banyaknya penemuan ilmiah oleh ilmuwan-ilmuwan muslim.

Sebut saja di bidang matematika, terdapat nama Al-Khawârizmî yang merumuskan Aljabar. Lalu di bidang kedokteran, terdapat nama Ibnu Sina (Avicenna) yang menulis kitab kedokteran, dan masih banyak tokoh-tokoh lainnya.

Jika terdapat banyak penemuan ilmiah pada masa itu, latar belakang seperti apa yang membentuk masa keemasan Islam? Berikut penjabarannya.

Pertama, Didirikan Bayt Al-Hikmah sebagai Wadah Ilmu Pengetahuan

Bayt Al-Hikmah adalah sebuah institusi pendidikan yang memiliki arti Gedung Hikmah (House of Wisdom) atau Gedung Pengetahuan. Terletak di Kota Baghdad (Irak saat ini), Bayt Al-Hikmah didirikan sekitar tahun 200 H/ 815 M di masa kepemimpinan Bani Abbasiyah.

Pemimpin pada saat itu memiliki gagasan untuk membuat institusi pendidikan yang dapat mewadahi aktivitas penerjemahan. Lalu didirikanlah Bayt Al-Hikmah sebagai pusat intelektual. Di tempat inilah terjadinya penerjemahan karya-karya ilmu pengetahuan yang berasal dari bangsa-bangsa lain, seperti Yunani, Syria, Persia, dan India ke dalam Bahasa Arab.

Walaupun mempelajari pengetahuan dari bangsa-bangsa lain, para ilmuwan muslim tersebut tentu saja sudah dibekali dengan pemahaman Islam yang mumpuni. Hal ini dapat dilihat dari beberapa karya mereka yang terinspirasi dari ayat-ayat Al-Qur’an.

Seperti Jābir bin Ḥayyān yang dijuluki sebagai sebagai “Bapak Kimia” Arab dan Barat-Latin. Pengklasifikasian terhadap unsur kimia ‘besi’ yang dibuatnya, terinspirasi dari Al-Quran Surat ke-57 (Al-Hadid artinya ‘besi’). Ternyata nomor atom besi yang paling stabil disimbolkan dengan Fe57! Masya Allah.

Aktivitas penerjemahan di Baghdad sebetulnya sudah dimulai sejak masa Khalifah Al-Mansyur. Namun saat itu belum berbentuk institusi resmi. Lalu pada masa Khalifah Harun Al-Rasyid dibuatlah konsep perpustakaan kecil bernama Khizânât al-Hikmah, yang disempurnakan kemudian pada masa Khalifah Al-Ma’mûn (Al-Farabi, hal. 4).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun