Keuntungan menjadi pengguna aktif berbagai moda transportasi adalah fleksibilitas. Aku bisa memilih jalur berbeda tergantung situasi. Ketika kartu Commuter Line habis saldonya, aku beralih ke bus yang bisa dibayar dengan cast atau aplikasi dompet digital lain. Ketika LRT sedang penuh, MRT menjadi penyelamat. Ada kepuasan tersendiri saat berhasil mengatur rute terhemat, dengan waktu tempuh yang masih masuk akal.
Dalam seminggu, aku bisa menggunakan lima hingga enam moda berbeda, tergantung agenda dan cuaca. Kadang aku berangkat menggunakan Commuter Line dan MRT, pulang dengan TransJakarta dan ojek online.Â
Hal itu membuat strategi anggaran transportasiku harus lentur dan terkontrol. Aku tidak bisa sekadar membagi rata ongkos per hari, karena kenyataannya ada hari-hari di mana perjalanan mendadak bisa menguras dua kali lipat dari biasanya.
Belajar dari Kebiasaan Kecil
Namun tidak semua hari berjalan mulus. Pernah suatu kali, karena kehabisan saldo dan lupa membawa uang tunai, aku harus berjalan sejauh dua kilometer hanya untuk sampai ke halte bus. Panas menyengat, kaki pegal, dan rasa lapar menguji kesabaran. Dari pengalaman itu, aku belajar bahwa selalu punya alternatif sangat penting. Entah itu aplikasi cadangan, uang receh darurat, atau nomor ojek pangkalan yang bisa diandalkan saat sinyal lenyap.
Aku juga sempat tergoda mencoba langganan transportasi bulanan yang ditawarkan beberapa aplikasi. Sayangnya, tidak semua sesuai kebutuhan. Beberapa hanya berlaku pada jam tertentu, sementara mobilitasku tidak bisa ditebak. Akhirnya, aku kembali pada cara lama dengan perhitungan manual yang bisa disesuaikan dengan kondisi harian.
Hal lain yang menantang lainnya, yakni keharusan mengisi saldo beberapa platform berbeda. Belum lagi aplikasi ojek online dan dompet digital. Kadang aku merasa sedang me-manage beberapa rekening kecil sekaligus, hanya untuk bisa berpindah dari satu tempat ke tempat lain.
Dari semua pengalaman itu, satu hal yang paling membekas adalah pentingnya kesadaran dan perencanaan. Tanpa keduanya, uang transport bisa menjadi lubang hitam dalam keuangan pribadi.Â
Kini, aku selalu menyediakan anggaran khusus untuk perjalanan. Tidak besar, namun cukup untuk mengakomodasi kebutuhan harian tanpa mengganggu pos penting lainnya seperti makan, tabungan, dan kebutuhan tidak terduga.
Setiap kali berhasil menyelesaikan satu minggu penuh tanpa overbudget transportasi, ada rasa puas yang tidak dapat tergantikan. Rasanya seperti kemenangan kecil dalam peperangan sehari-hari. Aku tahu ini bukan kemenangan besar, namun dalam hidup yang serba cepat dan mahal ini, setiap strategi kecil bisa jadi penentu stabilitas.
Kadang aku membayangkan, bagaimana jika suatu saat nanti sistem transportasi umum kita semakin terintegrasi, dengan satu tarif untuk semua moda dan satu aplikasi untuk semua pembayaran. Hidup pasti akan lebih mudah. Sampai hari itu tiba, siasat kecil ini harus terus diasah. Aku percaya, semakin kenal dengan kebiasaan sendiri, semakin mudah untuk menyesuaikan ritme dan menyelamatkan isi dompet.