Mohon tunggu...
Ninik Sirtufi Rahayu
Ninik Sirtufi Rahayu Mohon Tunggu... Penulis - suka nulis dan ngedit tulisan

Seorang grandma yang gemar disapa Uti dan sedang getol belajar menulis

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Berbeda Nasib

13 Mei 2024   14:28 Diperbarui: 13 Mei 2024   14:52 87
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Berbeda Nasib

Oleh: Ninik Sirtufi Rahayu

Menjadi orang miskin? Saya yakin tidak seorang pun mau. Namun, bila suatu saat kita harus mengalami berkekurangan, kita bisa bilang apa? Menurut saya, yang penting kita harus tetap positive thingking saja deh, ya. Tetap semangat, dan tidak mudah menghakimi orang lain. Menjaga lisan atau perkataan agar tidak menjadi bumerang bagi kita.

Santi dan Sinta adalah dua anak kembar. Ayah mereka bernama Pak Karim dan ibu bernama Saniti. Namun, karena orang tuanya dalam kondisi berkekurangan, keduanya harus terpisahkan oleh nasib. Santi tetap dalam asuhan kedua orang tua, sementara Sinta yang semula dititipkan kepada keluarga lain, diadopsi, dan dibawa pindah ke kota lain.

Mujur tak dapat diraih, malang tak dapat ditolak. Begitulah bunyi pepatah. Saat Santi berumur lima belas tahun, menjelang lulus SMP, kedua orang tua meninggal karena kecelakaan lalu lintas saat mereka membeli dagangan di Pasar Gadang.

Ya, untuk menyambung hidup, kedua orang tua Santi berdagang sayur-mayur dan kebutuhan sehari-hari. Mereka mengendarai becak, satu-satunya harta kekayaan yang dimiliki. Namun, suatu pagi tatkala mereka hendak pulang dari pasar, becak yang dikemudikan sang ayah dengan berpenumpang ibunya sendiri itu ditabrak truk  bermuatan tebu. Katanya gegara sopir mengantuk sehingga tidak dilihatnya ada becak berpapasan dengan kendaraannya. Akibat kecelakaan tersebut, keduanya tewas di tempat kejadian perkara.

Singkat cerita, Santi harus hidup sebatang kara. Tidak bisa hanya berurai air mata setiap hari. Dia harus menghidupi dirinya sendiri. Ia bertekad untuk melanjutkan usaha orang tua, yakni berdagang.

Bermodalkan dana duka dari pihak Jasa Raharja, Santi tidak melanjutkan sekolahnya. Dia melanjutkan hidup dengan cara berjualan kue-kue dan masakan yang mampu dilakukan.

Berbekal kemauan keras, Santi belajar membuat masakan sederhana dari para tetangga yang peduli akan nasibnya. Santi meminta diajari cara membuat kue donat, roti goreng, dan bothok kepada para tetangga. Setelah mencoba memasak makanan tersebut dan dirasa oleh sang tetangga hasilnya sudah pas, Santi pun berniat menjajakannya.

Kata para tetangga yang mencicipinya, masakan Santi enak. Karena itu, kemudian Santi mencoba untuk meningkatkan jumlah jajanan dagangannya. Semula dia berkeliling ke rumah para tetangganya sambil menanyakan bagaimana hasil masakannya. Setelah dirasakan cukup memuaskan kue donat, roti goreng, dan bothok yang berhasil dibuatnya tersebut dijajakannya dengan berjalan kaki hingga desa sebelah, bahkan merambah hingga ke terminal yang jaraknya sekitar empat atau lima kilometer dari rumahnya.

Santi membuat bothok sejak siang hingga sore hari.  Ada bothok tempe tahu, bothok daun sembukan, dan ada bothok udang. Setelah bothok selesai dibuat, dia beristirahat sebentar. Ketiga bothok itu disimpannya dahulu sebentar, kemudian dia membuat adonan untuk donat dan roti goreng.  Sambil  mengukus bothok, Santi melanjutkan mencetak donat dan roti goreng. Keduanya diletakkannya di beberapa nampan bambu  dilapisi kain saringan terlebih dahulu. Dibiarkannya agar kedua bahan itu berkembang. Pagi  bangun sekitar pukul empat, setelah melakukan ibadah pagi, dia melanjutkan dengan menggoreng kedua adonan tersebut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun