Mohon tunggu...
Ninik Sirtufi Rahayu
Ninik Sirtufi Rahayu Mohon Tunggu... Penulis - suka nulis dan ngedit tulisan

mencoba mengekspresikan diri lewat tulisan receh

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Di Balik Layar

3 Mei 2024   18:50 Diperbarui: 3 Mei 2024   18:54 54
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

"Kami berdua sangat mendambakan anak itu, tapi entah kenapa ... sejak istri hamil rezeki seolah tersumbat. Saya ... saya justru dipecat ...." Lalu, tangisnya pun terdengar tertahan.

Mendengar tangis itu spontan kupeluk bahunya. Di hatiku ada suara yang mengusik agar aku membantu meringankan bebannya. Memang di dalam tasku masih ada sebuah amplop bonus yang belum kubuka. Sedangkan biaya persalinan istri sepenuhnya ditanggung perusahaan tempatku bekerja. Oleh karena itu, sebagai calon suami, aku merasa tenang tidak terbeban.

Sambil tergugu, lelaki itu menceritakan usahanya agar si istri hamil. Kata orang harus memancing dengan cara mengasuh anak saudara. Mereka sudah melakukan, tetapi karena kondisi ekonomi kurang baik, ketika si anak yang diasuh sejak balita itu akan masuk sekolah dasar, orang tuanya meminta kembali.

"Setelah itu istri _walik dadah_ ke dukun bayi seperti dibilang orang. Disuruhnya makan kecambah kacang ijo tiap hari. Dan alhamdulilah akhirnya istri mengandung," ceritanya lirih.

Tetiba aku teringat ayat yang kuterima minggu lalu yang diambil dari "Menolong orang miskin sama seperti memberi pinjaman kepada TUHAN, nanti TUHAN juga yang akan membalasnya."

Aku pun teringat dua tahunan silam tatkala istri mengemukakan hendak mengikuti program bayi tabung.


"Haduuuhh ... pasti biayanya mahal," pikirku dengan hati menciut.

Namun, aku tidak berani mengemukakan pendapat apalagi menyangkut dana cukup besar yang harus kami sediakan dalam rangka program bayi tabung tersebut. Saat itu aku hanya memohon kepada Tuhan Yesus, kiranya kami diberi kemurahan dan kemudahan. Biarlah Tuhan Yesus yang melakukan rencana kami menghadapi program hamil tersebut.

Aku yakin tidak ada segala sesuatu yang mustahil bagi Tuhan. Bukankah banyak peristiwa di Alkitab karya ajaib Tuhan yang memberikan buah hati kepada siapa pun yang meminta dengan berdoa secara tulus dan sungguh-sungguh? Inilah keyakinanku saat itu!

Selanjutnya, saat itu perlahan-lahan kuindoktrinasikan kepada istri agar tetap berserah diri memohon pertolongan-Nya sebagaimana satu ayat emas yang kuingat, "_Serahkan hidupmu kepada TUHAN dan percayalah kepada-Nya dan Ia akan bertindak_" dan juga "_Sampai sekarang kamu belum meminta sesuatu pun dalam nama-Ku. Mintalah maka kamu akan menerima supaya penuhlah sukacitamu_.

Berdasarkan dua ayat inilah akhirnya delapan bulan lalu, ketika memeriksakan diri ke dokter spesialis kandungan dinyatakan bahwa istri positif hamil. Aku percaya bahwa itu adalah mujizat yang luar biasa setelah lima tahun menunggu dengan berikhtiar ke sana kemari.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun