Mohon tunggu...
Ninik Sirtufi Rahayu
Ninik Sirtufi Rahayu Mohon Tunggu... Penulis - suka nulis dan ngedit tulisan

Ninik Sirtufi Rahayu, (Ni Ayu), gemar disapa Uti. Lahir 23 November di Tulungagung, domisili di Malang, Jawa Timur.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Slice of Live

31 Maret 2024   14:22 Diperbarui: 31 Maret 2024   14:23 80
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Saat mengantar salah seorang pasien ke rumah sakit umum daerah itulah aku bertemu beberapa dokter yang sedang mengambil program spesialis. Salah satu dokter jaga yang mengambil spesialis jantung adalah dr. Andika alumni universitas terkenal di ibu kota. Dialah yang langsung menangani pasien yang kuantar.

Beberapa teman mengetahui bahwa aku sedang jomlo. Mereka  memperkenalkan aku dengan dr. Andika pemuda asli Jawa Barat ini. Uniknya, sejak bertemu pandang pertama kali di IGD saat itu, hatiku mengatakan bahwa, "Inilah jodohku!"

Mengingat usia juga, imbauan teman-teman yang menjodohkan itu kami tanggapi serius. Dalam  waktu cukup singkat, tiga bulan saja, kami bersepakat untuk mengakhiri masa lajang kami. Bahkan, bertepatan dengan acara sumpah dokter, orang tua dr. Andika datang jauh-jauh dari Jawa Barat untuk meminangku. Selanjutnya, kami mengikuti bina pranikah dan sebulan setelahnya melaksanakan pernikahan kudus di gereja. Serba kilat.

Setelah dr. Andika yang telah resmi menjadi suamiku menyelesaikan PPDS, diajaknya aku kembali ke Jawa Barat. Dia memperoleh panggilan kerja di salah satu instansi ternama. Sementara, karena sudah dalam kondisi berbadan dua, orang tua mengizinkanku mengikuti suami.

*** 

Mungkin mataku masih tampak sembab sesampai di tempat suami menunggu. Kukira aku pun agak tergagap saat menjawab pertanyaannya.

"Jemy bisa buang air, Ma?"

"Iya, Pa. Bersyukur banget. Ikut lega rasanya!" Sengaja kusembunyikan wajah dengan kesibukan membongkar perbekalan mencari perlengkapan baby.

Acara demi acara bisa kami ikuti tanpa kendala. Si kecil tertidur pulas di pangkuanku. Tak dihiraukannya musik yang digelar.

Kami bergantian mengikuti acara santap siang karena harus memangku si kecil hingga akhirnya selesailah seluruh rangkaian acara. Ternyata, sosok suamiku dikenali salah seorang teman SMA-nya. Setelah berbincang sejenak, kami undur diri. Selanjutnya, sore itu kami bisa melanjutkan perjalanan dan kembali ke rumah dengan selamat.

Dalam hatiku benar-benar kagum kepada-Nya. Tuhan hendak menunjukkan kepadaku bagaimana kondisi Mas Bram beserta keluarga kecilnya dengan cara-Nya yang ajaib, cara yang tak pernah kupikirkan sebelumnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun