Ada bulan yang selalu basah oleh kenangan, adalah Maret.
Ketika setiap ingatan akan kota Semarang selalu menuntunku kembali pada Maret, purnama ketika cinta harus berpamitan pada dunia, dan aku belajar arti kehilangan yang sebenarnya.
Stasiun Tawang...Masih terbayang cahaya senja yang menimpa rel, seperti garis tipis antara kepergian dan penantian, rindu dan bahagia, air mata dan duka. Di sanalah aku berdiri, menatap gerbong demi gerbong, sambil menahan napas panjang yang tak pernah benar-benar habis. Rasanya setiap deru mesin adalah gema dari hati yang retak.
Rumah sakit Wongso Negoro menjadi saksi sunyi perjuangan yang tak pernah ingin berakhir. Di antara bau obat dan langkah perawat, aku menggenggam tangannya, dingin, penuh kasih. Tak ada kata yang cukup untuk menahan waktu, hanya doa yang tersisa di ujung lidah.
Rumah duka Tionghoa Le Wan... Â tempat air mata mencari makna. Wajah-wajah yang datang dan pergi, ucapan belasungkawa yang menggema seperti nyanyian lembut bagi jiwa yang hendak terbang.
Di Kedung Mundu, langit sore terbakar merah, api berpijar di tengah senja, mengantar cinta menuju langit, perlahan, tanpa suara, terbang menembus keabadian.Â
Dan di Ambarawa, kutitipkan rindu, tak pernah padam. Bukan sekadar abu, tapi seluruh musim yang pernah ada. Setiap dinding bernafas pelan, menyimpan doa tak bersuara. Kutemui engkau diantara barisan nama, laksana ukiran kecil terpatri indah di dinding kaca, namun maknanya seluas langit di dadaku.Â
***
Kini, setiap kali sekelebatpun tentang Semarang muncul, ada sesuatu yang bergetar di dada. Kota itu bukan sekadar tempat; Â Â Â Â Â Â Â Â Â ia adalah ruang sunyi yang menyimpan separuh jiwaku.
Di antara rel kereta, deru lokomotif dan kabut pagi, aku masih mendengar suaramu, lembut, jauh, tapi nyata, ada.
Maret berlalu, tapi kenangan tak ikut pergi.
Sebab cinta, meski telah berpulang, tak pernah benar-benar mati.
Ia hanya berganti bentuk, menjadi doa, menjadi cahaya, menjadi rindu, menjadi Semarang dalam hatiku.
"Bersamalah dikau tatkala Sang Maut merenggut umurmu, Ya, bahkan bersama pula kalian, dalam ingatan sunyi Tuhan"-kg
nh
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI