Mohon tunggu...
Bbgnn  bnnhghc
Bbgnn bnnhghc Mohon Tunggu... Bngn bbgn jjh

Hgbgnn hhncbvf bgggdb bngnnbv nnvbgj

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Mitos dan Mistis Ketupat Syawalan ala Gen Z Jawa

10 April 2025   11:00 Diperbarui: 10 April 2025   13:54 130
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ketupat Syawalan ala Gen Z: ketika tradisi menjadi navigasi spiritual kehidupan (Foto ilustrasi Pinterest) 

Tradisi ini bukan cuma spiritual, tapi juga sosial dan ekonomi. Cek aja:

  • Warung ketupat auto rame.
  • UMKM kuliner panen orderan.
  • Di daerah kayak Kudus, Yogyakarta, atau Lombok, perayaan ini bisa jadi event wisata budaya yang keren banget.

Ketupat Bukan Sekadar Lauk, Tapi Reminder Hidup

Ketupat Syawalan ngajarin kita banyak hal—tentang memaafkan, berbagi, refleksi, sampai spiritual growth. Nggak harus selalu lewat ceramah, tapi bisa lewat rasa, rupa, dan kebersamaan.

Hidup ini singkat. Tapi bisa banget kita isi dengan hal-hal yang bermakna. Salah satunya: jaga tradisi, hidupkan nilai, dan terus belajar dari budaya sendiri.

Di tengah arus modernitas yang cepat, Syawalan hadir sebagai ruang jeda—mengajak kita kembali pada akar, makna, dan kesadaran diri. Bagi Gen Z, ini bukan sekadar tradisi, tapi peluang untuk merayakan spiritualitas dengan cara yang lebih personal dan relevan. Karena budaya tak pernah ketinggalan zaman, selama kita mau membacanya dengan hati dan merawatnya dengan jiwa.

So, next time kamu lihat ketupat... jangan cuma liat makanannya. Tapi lihat juga pesan spiritual yang tersirat didalamnya.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun