“Kalau selama ini Tanjungbalai hanya menjadi tempat singgah para pelancong negeri jiran Malaysia, ke depan Tanjungbalai harus memiliki wanted to see and save rested bagi para wisatawan,“ papar Rolel.
Keunggulan potensi letak strategis ini bisa maksimum bila adanya budaya lokal yang dikemas sebagaimana yang kita lihat dalam masyarakat Bali mengemas budayanya. Sudah saatnya pula hotel dibangun dengan memanfaatkan pemandangan muara sungai Silau dan Sungai Asahan yang merupakan kawasan Water Park-nya Tanjungbalai. Semoga rencana ini bisa terealisasi sebagaimana yang diinginkan.
Kembali ke Tentera Sumpit dan cerpen cerpen lain sastrawan Tanjungbalai yang akan diterbitkan, panitia penerbitan, atas nama Kumpulan Sastrawan “Kembang Karang“ Tanjungbalai, berharap kepada sastrawan Tanjungbalai atau keluarganya untuk dapat memberikan bantuan kepada kami berupa penyerahan naskah naskah cerpen yang masih ada disimpan. Rencana penerbitan ini, dan beberapa diskusi sastra yang telah dan akan diadakan, baik oleh Dewan Kesenian Tanjungbalai, maupun yang diadakan oleh Kumpulan Sastrawan “Kembang Karang“ Tanjungbalai merupakan mulai menggeliatnya sastra di Tanjungbalai.
Dialog sastra telah digelar 14 April lalu, salah satu buktinya. “Keberadaan Sastra di Tanjungbalai” demikian thema diskusi, dengan pembicara Wisnu AJ dan Nurlen Matsjah Manurung, penulis sangat senior Tanjungbalai. Dan tanggal 5 Mei 2013 mendatang, sebagaimana yang saya sebutkan di atas, “Kembang karang” juga akan menggelar Dialog Sastra Nasional dengan pembicara Damiri Mahmud dan Mihar harahap, serta Sulaiman Sambas. Panitia pelaksana rencana dialog, yang telah beraudensi dengan Wakil Walikota Tanjungbalai, Rolel Harahap. Rolel berharap semua guru guru Bahasa Indonesia tingkat SMA se-Tanjungbalai bisa mengikutinya dan berperan aktif. Dan Rolel juga mengatakan agar hari puisi dan hari sastra nasional bisa disosialisasikan melaui guru guru pada acara ini.
Tanjungbalai, 23 April 2013