Persoalannya, apakah kebijakan kesehatan kita ini untuk lebih mengurusi orang sakit atau orang sehat? Perlu juga kita perhatikan apakah para elit politik ini mengkampanyekan kepentingan kesehatan masyarakat?Â
"Dilihat dari penganggaran kesehatan Indonesia, kita bisa mengatakan pemerintah sudah berpihak, namun belum optimal," tutur Amir Hamzah yang juga seorang apoteker.Â
Dikatakan belum optimal karena ternyata pada 2021, subsidi BBM masih lebih besar dibanding anggaran kesehatan. Anggaran kesehatan kita juga lebih besar untuk menyembuhkan orang sakit daripada untuk mencegah penyakit, menjaga masyarakat agar tidak jatuh sakit.Â
Selain itu, pendekatan penyelesaian masalah kesehatan melalui preventif kita kurang serius. Semua orang tahu vaksinasi adalah cara efektif untuk mencegah penyakit  terutama yang sifatnya siklus, seperti flu dan lainnya, tapi pemerintah kita tidak siapkan.Â
Padahal, fasilitas industri vaksin kita besar dan pasarnya pun sangat besar. Belum lagi selama pandemi, banyak laboratorium dan obat herbal yang bermunculan, tapi setelah itu rontok.Â
Karena semua ditangani secara reaktif, insidentil dan sifatnya proyek, maka tidak berkelanjutan. Akibatnya, bila bangsa ini kembali diterpa penyakit bersiklus maka tidak pernah siap, ungkap Amir Hamzah. Â