Bagaimanapun, sejarah danau Toba tidak bisa dilepaskan dari peristiwa vulkanik yang membentuk danau ini. Karena, berdasarkan apa yang saya baca dan yang saya pahami, Danau Toba terbentuk akibat letusan super dahsyat gunung api Toba.
Van Bemmelen, geolog asal Belanda dalam bukunya The Geology of Indonesia (1939), menyampaikan hipotesisnya mengenai proses terbentuknya Danau Toba. Dalam penelitiannya, Bemmelen menuliskan, awalnya gunung api purba ini melakukan aktivitas vulkanik, lalu terjadi erupsi yang sangat dahsyat.Â
Akibat proses vulkanik dan tektonik pada letusan gunung api purba inilah yang membuat bagian tengah gunung ambles. Membentuk cekungan yang memanjang ke arah barat laut hingga tenggara.
Dahsyatnya letusan gunung api ini juga menyebabkan terjungkitnya sebagian tanah dengan posisi miring ke arah barat daya. Tanah ini akhirnya membentuk Pulau Samosir. Pasca letusan, kaldera Toba tertutup bebatuan beku yang kemudian mencair hingga membentuk danau.
Cerita mengenai sejarah Danau Toba ini tidak akan berhenti sampai di sini. Akan terus mengalir dari generasi ke generasi.Â
Keunikan Danau Toba
Danau yang termasuk ke dalam salah satu danau terdalam di dunia ini juga memiliki keunikan lain. Keunikan yang menjadi daya tarik Danau Toba.Â
Keunikannya terletak pada keberadaan pulau di atas pulau dan danau di atas danau. Pulau Samosir yang berada di atas Pulau Sumatera diyakini terjadi akibat tekanan ke atas oleh magma yang belum keluar.Â
Dapur magma di bawah Danau Toba yang terisi pelan-pelan mendesak batuan yang menyumbatnya. Dasar danau ini lantas terangkat ke atas hingga membentuk Pulau Samosir. Setidaknya terlihat dari fosil ganggang hijau yang tumbuh pelan-pelan pasca letusan gunung api purba.
Sementara Danau Sidihoni dan Danau Aek Natonang yang berada di atas Danau Toba, menawarkan pemandangan indah lengkap dengan kebudayaan Batak yang kental, sehingga menjadi magnet tersendiri bagi wisatawan.