Mohon tunggu...
Zaenal Arifin
Zaenal Arifin Mohon Tunggu... Editor - Blogger

Blogger

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Tantangan Pendidikan Matematika, Membaca, dan Sains di Indonesia

13 Maret 2024   14:05 Diperbarui: 13 Maret 2024   14:12 48
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Pendidikan menjadi pilar utama dalam mengukir masa depan sebuah bangsa. Pendidikan yang berkualitas tidak hanya menciptakan individu yang terampil, tetapi juga mendorong pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan sosial. Namun, hasil dari Program for International Student Assessment (PISA) 2022 menyoroti beberapa tantangan yang dihadapi oleh sistem pendidikan Indonesia dalam matematika, membaca, dan sains.

Dalam lanskap pendidikan global, PISA 2022 menyoroti pentingnya kemampuan matematika bagi siswa usia 15 tahun di Indonesia. Skor rata-rata 366 poin yang dicapai oleh siswa Indonesia jelas menunjukkan adanya kesenjangan signifikan jika dibandingkan dengan rata-rata negara-negara Organisasi untuk Kerjasama dan Pembangunan Ekonomi (OECD) yang mencapai 472 poin. 

Kesenjangan serupa juga terlihat dalam kemampuan membaca dan sains, di mana prestasi siswa Indonesia juga tertinggal jauh dari rata-rata OECD. Hal ini menyoroti tantangan yang dihadapi sistem pendidikan Indonesia dalam meningkatkan kualitas pendidikan matematika, membaca, dan sains guna bersaing secara global dan mempersiapkan generasi muda untuk menghadapi tuntutan zaman yang semakin kompleks.

Penurunan jumlah rata-rata hasil dari tahun 2018 hingga tahun 2022 menimbulkan keprihatinan yang serius dalam bidang pendidikan. Hal ini mengindikasikan bahwa meskipun telah dilakukan upaya perbaikan, namun hasil yang diharapkan belum tercapai sepenuhnya. 

Data mencatat bahwa hanya 18% siswa Indonesia yang mampu mencapai setidaknya tingkat kemahiran 2 dalam matematika, sebuah angka yang jauh di bawah rata-rata OECD yang mencapai 69%. 

Discrepancy yang signifikan dalam pencapaian ini memberikan gambaran mengenai tantangan yang masih dihadapi oleh sistem pendidikan di Indonesia dalam meningkatkan kualitas dan standar pembelajaran.

Lebih memprihatinkan lagi, data menunjukkan bahwa proporsi siswa di Indonesia yang mencapai prestasi tinggi dalam matematika, yaitu pada Level 5 atau 6 dalam tes PISA, sangat rendah. Bahkan dibandingkan dengan rata-rata negara-negara anggota OECD yang mencapai 9%, situasi di Indonesia terbilang jauh dari standar tersebut. Hal ini mengindikasikan bahwa kemampuan siswa dalam memodelkan situasi matematis yang kompleks serta mengevaluasi strategi pemecahan masalah masih merupakan tantangan besar yang perlu ditangani lebih lanjut.

Faktor sosio-ekonomi memiliki dampak signifikan terhadap pencapaian akademik siswa. Sebanyak 43% dari siswa Indonesia termasuk dalam kelompok socio-economic terbawah dalam skala internasional. H

al ini menunjukkan bahwa para siswa yang berasal dari latar belakang ekonomi yang lemah cenderung memiliki hasil uji PISA pada tahun 2022 yang lebih rendah. Meskipun siswa yang berasal dari keluarga dengan kondisi ekonomi lebih baik cenderung mencapai skor yang lebih tinggi daripada rekan-rekan mereka yang kurang beruntung secara ekonomi, disparitas skor tersebut tidak sebesar perbedaan rata-rata yang terlihat di negara-negara OECD.

Di Indonesia, data menunjukkan bahwa anak perempuan unggul dalam bidang matematika dan membaca dibandingkan dengan anak laki-laki. Meskipun demikian, tren ini berbeda secara global, dimana anak laki-laki cenderung memiliki kinerja yang lebih baik dalam matematika di banyak negara dan perekonomian. Fenomena ini menyoroti kompleksitas perbedaan gender dalam pencapaian akademis di berbagai konteks sosial dan budaya.

Pandemi COVID-19 juga memberikan dampak serius terhadap pendidikan di Indonesia. Sekolah-sekolah ditutup selama periode yang lebih lama daripada rata-rata negara OECD, yang berpotensi memengaruhi kinerja akademis siswa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun