tapi kami disuruh tertawa
karena kritik dianggap makar
dan air mata dianggap hanyalah sebuah drama.
Kami tahu siapa yang berdusta,
tapi tak semua berani bersuara.
Kami ingin berteriak,
tapi suara kami dibungkam
oleh alur dan undang-undang yang tidak berpihak.
Panggung ini terlalu penuh
dengan aktor yang melupakan naskah
tapi terus tampil
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!