Mohon tunggu...
Ikhwanul Halim
Ikhwanul Halim Mohon Tunggu... Penyair Majenun

Father. Husband. Totally awesome geek. Urban nomad. Sinner. Skepticist. Believer. Great pretender. Truth seeker. Publisher. Author. Writer. Editor. Psychopoet. Space dreamer. https://ikhwanulhalim.com WA: +62 821 6779 2955

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Negeri Tandus Gersang

17 September 2025   12:43 Diperbarui: 17 September 2025   12:43 45
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Malam membawa dingin yang dihantui jiwa-jiwa manusia dan hewan yang telah gugur, mereka yang bersumber dari kriminal berat atau dari kejahatan yang lebih ringan, yang menjelajahi medan ini tetapi gagal oleh tangan alam dan manusia. Langit yang dipenuhi makhluk-makhluk surgawi menggantung rendah di jurang angkasa di luar sana, dan di bawah bulan yang cembung, hembusan udara sejuk terasa nyaman di kulit. Kebiruan dan kegelapan menari-nari di sekitar padang pasir kosong tempat mereka tidur berputar-putar menuju pegunungan dengan debu dan membungkuk di bawah beban tubuh mereka yang beristirahat. Saat jangkrik mengerik, kedalaman lanskap itu terkonfirmasi sementara gema mereka berkelok-kelok masuk dan keluar dari puncak-puncak berbatu dataran tinggi dan lebih jauh menghunjam ke dalam malam.

Cikarang, 17 September 2025

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun