Mohon tunggu...
Andi Gunawan
Andi Gunawan Mohon Tunggu... lainnya -

Anak Indonesia dan Tukang Cerita. Untuk kalimat pendek, colek saya di @ndigun

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Meminang Malam

16 September 2010   00:17 Diperbarui: 26 Juni 2015   13:13 94
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Seperti hari sebelumnya,
aku tak pernah bisa benar-benar mencintai siang.
Tak pernah bisa membuatku tenang.
Hampir selalu gamang.


Siang menawarkan terlalu banyak pilihan.
Menyudahi drama Tuhan,
atau melanjutkan peran.
Serupa simalakama, membingungkan.


Siang juga kerap menamatkan mimpiku yang masih menggantung.
Membangunkanku dengan paksa dari tidur panjang mencari Yang Agung.


Padahal,
jarakku sempat hanya segaris meja makan dengan Si Peramu Menu.
Matahari menghadang memburu.
Kaki ini beku.


Sinar pongahnya memaksaku mundur,
tersungkur.
Membungkus kembali tanya yang menahun terkubur.
Untuk kesekian kalinya aku gugur


Urung kutanya "Aku mencintai malam,
bisakah kuhindari kepura-puraan siang yang mencekam,
kelam?"
Kutarik selimut, matahari bungkam.
-------------------------------------------------------------
Depok, 2010

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun