Rusunawa Wonocolo, Sidoarjo
Pada malam pada hari yang sama pada pukul 20:00 WIB, terjadi ledakan di sebuah Rumah Susun Sederhana Sewa (Rusunawa) Wonocolo, kawasan Sepanjang, Sidoarjo, Jawa Timur. Ledakan tersebut terjadi pada Blok B di lantai 5 dan terdengar hingga lima kali dan dikonfirmasi merupakan sebuah ledakan bom rakitan yang dibuat oleh penghuni rusunawa.
Setelah ledakan pertama, polisi langsung mendatangi tempat kejadian dan menemukan Anton Febrianto sedang memegang alat pemicu bom. Dalam insiden ini setidaknya tiga orang tewas, dua di antaranya tewas akibat ledakan bom, yakni istri Anton, Puspitasari, beserta anak tertuanya, Hilta Aulia Rahman, serta Anton yang tewas tertembak polisi akibat perlawanan. Tiga anak lainnya terluka dibawa ke Rumah Sakit Siti Kodijah.
Kapolri Tito Karnavian telah menkonfirmasi kepada salah seorang anak pelaku yang selamat bahwa ledakan yang terjadi di Rusunawa Wonocolo adalah sebuah kecelakaan saat perakitan bom.
Polrestabes Surabaya
Kepala Bidang Humas Polda Jawa Timur Kombes Frans Barung menyatakan bahwa pada Senin, 14 Mei 2018 pukul 08:50 WIB, sebuah ledakan terdengar di depan Polrestabes Surabaya.Â
Berdasarkan rekaman CCTV, ledakan terjadi di pintu gerbang Polrestabes Surabaya ketika sebuah mobil mini-bus dan dua buah sepeda motor akan diperiksa petugas.Â
Ledakan berasal dari sepeda motor bernomor polisi L 6629 NN dan L 3559 G yang setidaknya membuat empat pelaku tewas dan sepuluh warga dan polisi terluka.Petugas polisi juga menyelamatkan seorang anak perempuan pelaku dari lokasi kejadian.
Kasus di atas adalah sebuah contoh terorisme di Indonesia yang sangat terkenal. Dari peristiwa diatas dapat dilihat bahwa masyarakat milenial zaman sekarang tidak bisa memanfaatkan teknologi yang maju dengan benar dan akhirnya menimbulkan banyak korban jiwa. Tidak hanya itu saja,menurut saya para pelaku tidak dapat menerapkan nilai-nilai Pancasila dalam diri mereka,khususnya sila ke-2 dan ke-3 dalam Pancasila.
Dalam kedua sila tersebut dapat ditarik sebuah kesimpulan,bahwa sebagai makhluk sosial kita harus menjunjung tinggi nilai kemanusiaan dalam kehidupan kita. Dan yang terpenting pada sila ke-3 , dimana kita sebagai manusia yang bermakhluk sosial harus bersatu.
Bersatu disini bukan bersatu dengan sesama umat yang memiliki agama yang sama,tetapi bersatu pada tiap individu yang memiliki perbedaan yang berbeda-beda.