Mohon tunggu...
naya sonjaya
naya sonjaya Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Pengaruh Peristiwa Terorisme terhadap Nilai Kemanusiaan di Indonesia

15 Mei 2019   19:40 Diperbarui: 15 Mei 2019   20:43 1890
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kata Pengantar                                                          Puji dan syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas karunia-Nya yang begitu besar saya dapat menyelesaikan makalah saya yang berjudul "Pengaruh Peristiwa Terorisme terhadap Kemanusiaan di Indonesia" ini. Dalam makalah ini saya mengangkat tema tentang pentingnya kemanusiaan dalam masyarakat di Indonesia.

Dalam makalah ini saya akan membahas tentang perpecahan yang ada di Indonesia yang dipengaruhi oleh peristiwa terorisme bom di 3 gereja di Surabaya , yang tentunya telah menimbulkan berbagai macam keributan antar umat beragama dan tujuan saya disini adalah untuk menyadarkan warga Indonesia agar masyarakat Indonesia tidak selalu menyangkutkan agama lain pada sebuah kasus dan selalu menjunjung tinggi kemanusiaan dalam kehidupan.

Dalam kesempatan ini saya ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar besarnya kepada beberapa pihak ,antara lain :

  1. Tuhan Yang Maha Esa karena telah memberikan kesehatan dan selalu membimbing saya selama mengerjakan makalah ini.
  2. Fr. Antonius Bagas Prasetya Adi Nugraha, SJ sebagai guru pembimbing dan guru pengampuh PPKN di SMA Kolese Loyola Semarang.
  3. Dan tentunya untuk pihak-pihak lainnya.

Saya menyadari bahwa makalah saya ini jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, saya mohon maaf apabila terdapat banyak kesalahan dalam penulisan , informasi , maupun perkataan. Semoga laporan ini dapat menambah wawasan para pembaca dan juga dapat dijadikan pembelajaran untuk kedepannya bagi para pembaca.

Semarang , 14 Mei 2019

Penulis

BAB I . PENDAHULUAN

1.Latar Belakang                                                           Terorisme adalah serangan-serangan terkoordinasi yang bertujuan membangkitkan perasaan teror terhadap sekelompok masyarakat. Di zaman yang semakin maju ini, terorisme tidak hanya terjadi pada negara yang telah maju saja.

Setahun yang lalu, Indonesia dikejutkan oleh terorisme aksi pengeboman di tiga gereja sekaligus di Kota Surabaya. Saya memilih untuk membahas peristiwa teror aksi bom ini karena kasus ini sudah sangat terkenal di dunia maya maupun di dunia nyata. 

Banyak orang yang selalu berjaga-jaga setelah adanya kasus ini dan mereka mulai mencurigai sesama mereka,khususnya pada masyarakat berumat Islam.                                                                                                            2.Rumusan Masalah

  1. Bagaimanakah alur cerita atau kronologi dari kasus teror aksi pengeboman tiga gereja di Surabaya?
  2. Apa yang harus dilakukan masyarakat untuk menghilangkan firasat buruk pada masyarakat berumat Islam?

3. Tujuan Penulisan

  1. Menceritakan kronologi dari kasus terorisme bom di tiga gereja di Surabaya
  2. Menyadarkan para pembaca pada pentingnya kemanusiaan dan kebersamaan dalam perbedaan agama

BAB II . PEMBAHASAN

Kronologi Teror bom di tiga gereja di Surabaya

Gereja Katolik Santa Maria Tak Bercela

Berdasarkan rekaman CCTV, ledakan terjadi saat suatu sepeda motor yang ditumpangi oleh 2 orang kakak beradik memasuki kompleks gereja dan nyaris menabrak seorang jemaat sebelum akhirnya meledak persis di antara para jemaat yang sedang berjalan kaki.

GKI Diponegoro

Menurut saksi mata Tardianto, sebelum terjadi pengeboman, tiga orang perempuan bercadar, satu orang dewasa, satu anak kecil, dan satu lagi anak remaja, masuk ke area parkiran GKI Surabaya.

Saksi mata lain, juru parkir Mulyanto, melihat ketiganya mengenakkan rompi dan satpam Antonius melihat ketiganya berjalan berjajar di pinggir jalan depan GKI, masuk ke pintu halaman gereja, dihadang oleh seorang satpam yang kemudian ia peluk sebelum akhirnya terjadi ledakan.

GPPS Jemaat Sawahan

Menurut Kepala Rumah Tangga Gereja Pantekosta Pusat Surabaya, Suhendro, peristiwa terjadi saat suatu mobil merangsek masuk ke halaman gereja dan kemudian melemparkan sebuah bom.

Dalam keterangan yang berbeda, Kepala Kepolisian Resor Kota Besar (Kapolrestabes) Surabaya, Kombes Pol Rudi Setiawan menyebutkan bahwa bom di GPPS Jemaat Sawahan merupakan bom mobil. 

Diketahui bahwa bom dibawa menggunakan mobil Avanza menerobos masuk dengan kecepatan tinggi, menabrak pintu, merangsek ke teras dan lobi gereja kemudian meledak dan membakar gereja.

Rusunawa Wonocolo, Sidoarjo

Pada malam pada hari yang sama pada pukul 20:00 WIB, terjadi ledakan di sebuah Rumah Susun Sederhana Sewa (Rusunawa) Wonocolo, kawasan Sepanjang, Sidoarjo, Jawa Timur. Ledakan tersebut terjadi pada Blok B di lantai 5 dan terdengar hingga lima kali dan dikonfirmasi merupakan sebuah ledakan bom rakitan yang dibuat oleh penghuni rusunawa.

Setelah ledakan pertama, polisi langsung mendatangi tempat kejadian dan menemukan Anton Febrianto sedang memegang alat pemicu bom. Dalam insiden ini setidaknya tiga orang tewas, dua di antaranya tewas akibat ledakan bom, yakni istri Anton, Puspitasari, beserta anak tertuanya, Hilta Aulia Rahman, serta Anton yang tewas tertembak polisi akibat perlawanan. Tiga anak lainnya terluka dibawa ke Rumah Sakit Siti Kodijah.

Kapolri Tito Karnavian telah menkonfirmasi kepada salah seorang anak pelaku yang selamat bahwa ledakan yang terjadi di Rusunawa Wonocolo adalah sebuah kecelakaan saat perakitan bom.

Polrestabes Surabaya

Kepala Bidang Humas Polda Jawa Timur Kombes Frans Barung menyatakan bahwa pada Senin, 14 Mei 2018 pukul 08:50 WIB, sebuah ledakan terdengar di depan Polrestabes Surabaya. 

Berdasarkan rekaman CCTV, ledakan terjadi di pintu gerbang Polrestabes Surabaya ketika sebuah mobil mini-bus dan dua buah sepeda motor akan diperiksa petugas. 

Ledakan berasal dari sepeda motor bernomor polisi L 6629 NN dan L 3559 G yang setidaknya membuat empat pelaku tewas dan sepuluh warga dan polisi terluka.Petugas polisi juga menyelamatkan seorang anak perempuan pelaku dari lokasi kejadian.

Kasus di atas adalah sebuah contoh terorisme di Indonesia yang sangat terkenal. Dari peristiwa diatas dapat dilihat bahwa masyarakat milenial zaman sekarang tidak bisa memanfaatkan teknologi yang maju dengan benar dan akhirnya menimbulkan banyak korban jiwa. Tidak hanya itu saja,menurut saya para pelaku tidak dapat menerapkan nilai-nilai Pancasila dalam diri mereka,khususnya sila ke-2 dan ke-3 dalam Pancasila.

Dalam kedua sila tersebut dapat ditarik sebuah kesimpulan,bahwa sebagai makhluk sosial kita harus menjunjung tinggi nilai kemanusiaan dalam kehidupan kita. Dan yang terpenting pada sila ke-3 , dimana kita sebagai manusia yang bermakhluk sosial harus bersatu.

Bersatu disini bukan bersatu dengan sesama umat yang memiliki agama yang sama,tetapi bersatu pada tiap individu yang memiliki perbedaan yang berbeda-beda.

Setelah peristiwa teror aksi pengeboman 3 gereja di Surabaya ini, banyak sekali gerak-gerik masyarakat yang mulai berubah.Hal itu dapat dilihat dimana banyak warga Indonesia yang mulai was-was terhadap orang lain yang beragama muslim khususnya.

Mereka mulai mencurigai tiap individu yang menunjukkan agama muslim,seperti misalnya orang yang memakai cadar dan jilbab.Hal itu dapat terjadi,karena masyarakat selalu langsung menarik sisi negatif dari sebuah agama yaitu dimana pelaku dari terorisme ini adalah muslim dan secara tidak berfikir lama mereka langsung menganggap bahwa Islam adalah agama yang suka membunuh sesamanya.

Hal ini memicu kurangnya nilai kemanusiaan terhadap sesama di lingkungan masyarakat.Banyak masyarakat yang sudah tidak peduli lagi dengan masyarakat yang memiliki agama yang berbeda.Kita harus ingat di dunia ini, kita tidak hidup dengan satu agama atau kesamaan.

Di dunia ini kita memiliki banyak perbedaan,oleh karena itu kita harus selalu mengangkat nilai kemanusiaan dalam bersosialisasi, khususnya juga menjaga persatuan antar sesama sebagai masyarakat Indonesia.

Nah, untuk menghilangkan firasat buruk terhadap agama tertentu, tentunya kita harus lebih melihat sikap dan gerak-gerik orang itu di dalam kehidupan. Kita harus pandai-pandai dalam melihat karakteristik orang jahat dan orang baik.

Perlu diingat, semua penjahat didunia ini tidak hanya masyarakat Islam, jadi kita tidak boleh seenaknya menyalahkan agama Islam. Dalam sebuah kasus, yang salah itu bukan agama yang dianut pelaku,namun tingkah dan sikap dari pelaku sendiri.

 

BAB III . PENUTUP

1. Refleksi                                                                         Sebagai makhluk sosial dan berperikemanusiaan seharusnya kita bisa berfikir dahulu dalam melakukan sesuatu kegiatan.Jika dilihat peristiwa diatas,menurut saya itu adalah tindakan yang bodoh bagi masyarakat yang memiliki jiwa kemanusiaan.

Kita seharusnya dapat menjaga kerukunan dalam lingkungan masyarakat,apalagi dalam lingkup daerah yang memiliki banyak perbedaan. Kita harus dapat menjaga kerukunan di dalam hidup kita,apalagi kita memiliki perbedaan di negara ini.

Sama seperti salah satu unsur 4C yaitu Conscience, kita harus berbuat baik pada banyak orang dan tentunya tidak melihat latar belakang agama,ras,atau suku mereka. Apa yang dilakukan pelaku pada kasus ini,menimbulkan banyak kerugian mulai dari banyaknya korban jiwa,kasus keributan antar agama dan masih banyak lagi.

2. Kesimpulan

Terorisme adalah tindakah jahat yang semua orang dapat lakukan. Pelaku terorisme sendiri selalu yakin bahwa apa yang mereka lakukan itu benar. Tetapi sebagai manusia yang cerdas,alangkah baiknya kita tidak melakukan hal jahat itu karena selain merugikan diri sendiri, pastinya nanti akan banyak pula korban jiwa dari sebuah kasus terorisme.

Dan sebagai manusia yang berperikemanusiaan akan lebih baik jika di dunia ini kita menabur kebaikan pada sesama manusia daripada melakukan tindakan jahat kepada orang lain yang nantinya dapat merugikan kita sendiri. Dan jika, ada kasus seperti ini lagi,ada baiknya masyarakat menilainya dari sudut pandang tingkah laku dan sikap pelaku, bukan dari sudut pandang agama yang dianut pelaku.

Sumber :

Kronologi Teror bom di tiga gereja di Surabaya

 https://id.wikipedia.org/wiki/Pengeboman_Surabaya

Gambar pengeboman di tiga gereja di Surabaya

 https://www.liputan6.com/news/read/3524426/otak-pelaku-bom-bunuh-diri-di-surabaya-distributor-obat-herbal 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun