Mohon tunggu...
Naufal Pambudi
Naufal Pambudi Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Mr.

Koordinator Ikatan Masyarakat Muda Madani (IMAM)

Selanjutnya

Tutup

Analisis Pilihan

Drama Keluarga dalam Iklan Kerja, Kerja, Kerja

19 Desember 2018   13:43 Diperbarui: 19 Desember 2018   13:58 370
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Beberapa hari ini beredar video iklan Partai Gerindra bertitel "Sarjana Kerja Kerja Kerja!" Dari judul dan identitas pembuat iklan, bisa ditebak tayangan ini bermaksud nyindir Jokowi. 

Slogan kerja, kerja, kerja dipopulerkan Jokowi sejak Pilpres 2014, yang memuat pesan bahwa Indonesia lebih butuh kerja daripada polemik berkepanjangan. Iklan Gerindra ingin membantah slogan itu. Artikel ingi akan mengulas, seberapa jauh iklan itu membantah slogan Jokowi.

Iklan itu bercerita tentang lelaki bergelar Sarjana Arsitek, namanya Prapurna. Adegan iklan dimulai dengan sesi foto pasca wisuda, di mana Prapurna tersenyum lebar ditemani ayah dan ibunya. "Wuhuuu, lulus kuliah arsitek langsung cari kerja, kerja, kerja," itu kalimat pertama iklan. Selanjutnya, Prapurna ditampilkan banyak mengirim lamaran kerja serta interview dengan berbagai perusahaan. Lalu, Prapurna pun menunggu panggilan kerja sambil main gawai, duduk, hingga tertidur di sofa.

Suara ayahnya yang menanyakan perkembangan lamaran kerja mengejutkan Prapurna, membangunkan dia dari tidurnya. Karena belum ada panggilan, Prapurna pun menjalani profesi dari ojek, pramuniaga, hingga fotografer. Pada sesi ini, Prapurna sempat bertestimoni bahwa pekerjaan-pekerjaan itu oke, gajinya lumayan. "Jadi fotografer juga keren, tapi papa mamaku sedih karena tidak sesuai dengan cita-citaku," kata narator mewakili Prapurna.

Sang ayah pun mulai menceramahi Prapurna, menyebut situasi saat ini harus diubah. Saat ceramah itulah, TV di depan sofa menampilkan tayangan aktivitas Prabowo diiringi narasi khas Gerindra. 

"Mencita-citakan bangsa dan negara yang adil, makmur dan berdiri di atas kaki sendiri di bidang ekonomi. Saatnya indonesia bergerak, bersama Gerindra dan rakyat, menuju indonesia yang adil dan makmur," tutur natarot sekaligus menutup tayangan iklan.

Jika mengamati penggal demi penggal iklan, beberapa benang merah bisa ditarik dari proses pencarian kerja Prapurna. Pertama, pasca lulus kuliah Prapurna mendaftar banyak lowongan kerja sesuai jurusannya, yaitu arsitektur. Kedua, ketika tak satupun lamaran kerja itu tembus, Prapurna menjalani berbagai pekerjaan. Ketiga, Prapurna sebenarnya enjoy dan tercukupi dengan pekerjaan-pekerjaan itu, tapi orang tuanya komplain karena tidak sesuai jurusan kuliah.

Pertanyaannya, kenapa Prapurna tak mendapat kerja di bidang arsitektur? Dan kenapa justru orang tuanya memprotes berbagai profesi Prapurna, meski Prapurna sendiri merasa enjoy dan tercukupi? Rangkaian iklan itu menyiratkan bahwa Prapurna tak punya passion di bidang arsitek. Tak satupun adegan dan narasi menunjukkan Prapurna mendalami arsitektur. Sebaliknya, Prapurna terkesan memiliki passion fotografi.

Hipotesis itu diperkuat alur iklan, di mana Prapurna tak menyiapkan plan B ketika gagal melamar kerja. Sebagai sarjana arsitek, dia bisa jual jasa, jadi arsitek freelance, atau profesi bidang sejenis. Banyak orang besar dan sukses karena profesi sesuai passion, dan mereka tak langsung panen, tapi memulai dari langkah kecil dulu. Kenapa Prapurna malah jual jasa fotografi, bukan jasa arsitek?

Maka sangat layak disimpulkan bahwa sebenarnya passion di bidang Prapurna di bidang fotografi. Justru yang mengincar pekerjaan arsitek adalah ayahnya. Maka layak dicurigai, ayah Prapurna juga yang memaksa kuliah arsitek, meski passion Prapurna fotografi. Iklan itu juga cukup menjelaskan bahwa ayah Prapurna ini penganut otoritatif parenting. Kecenderungan itu terlihat jelas dalam berbagai adengan, yang menunjukkan si ayah termasuk orang tua konservatif.

Jadi, cukup alasan untuk menyimpulkan bahwa iklan "Sarjana: Kerja, Kerja, Kerja" hanyalah drama keluarga. Kegagalan Prapurna bekerja sebagai arsitek adalah persoalan keluarga dia sendiri. Lowongan bidang arsitek banyak, dan Prapurna sudah mendaftar. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun