yang terkenal modernisme dan realisme, ia selalu mampu menjadikan
politik sebagai sarana berdakwah. Bagaimana itu bisa dikatakan sisi
Minang dari sosok Buya Hamka? Tentu saja, ibarat kisah Malin
Kundang yang membawa pesan moral untuk menghormati orang tua,
ada satu pengetahuan yang ikut disimpulkan di dalam legenda tersebut,
seperti budaya matrilineal yang sangat kental di ranah Minang (sebab
itulah hanya Bundo Malin yang diceritakan secara turun-temurun).
Buya Hamka pernah menentang keras sikap seikerei (membungkukkan
badan kepada bendera Jepang). Di samping memaknai hal tersebut
sebagai bentuk berpihak kepada rakyat dan tidak tunduk terhadap
penjajah, Hamka menyiratkan satu pesan dakwah yang memperkuat