Pertama, tentu saja PNS di seluruh Indonesia. Data yang dirilis BKN, pada akhir 2018 lalu jumlah PNS di seluruh Indonesia berjumlah 4,1 juta jiwa.
Kedua, anggota partai pendukung pemerintah. Jumlah ini mungkin lebih banyak dari jumlah PNS se Indonesia. Mungkin sampai dua kali lipatnya. Sangat potensial jadi subscriber dan viewer setiap hari.
Ketiga, para loyalis nonpartai. Yang ini banyak sekali jumlahnya. Pak Jokowi sebagai seorang Presiden yang dianggap berasal dari kalangan rakyat punya banyak penggemar di masyarakat. Yang mereka tentu saja sangat potensial jadi follower Youtube-nya Pak Jokowi.
Keempat, sisa loyalis Prabowo Subianto. Meski Pak Prabowo sudah jadi Menteri Pertahanan di kabinet, masih banyak sekali loyalisnya yang tetap "membenci" Jokowi. Ini bagus, karena mereka sangat potensial jadi penonton setia setiap konten yang dibuat Presiden Jokowi.
Dari empat unsur tersebut, kira-kira Pak Jokowi bisa memiliki sekitar 80 juta subscriber dan viewer sampai 150 juta. Mengingat sudah hampir 60 persen rakyat Indonesia sangat akrab dengan gadget dan internet.
Jika sudah begitu, maka penghasilan Atta Halilintar dari Youtube akan terlewat jauh oleh Pak Jokowi. Bahkan mungkin subscriber dan viewer Atta akan tersedot ke Jokowi.
Konten yang Harus Dibuat Presiden Jokowi
Sebenarnya Pak Jokowi sudah punya channel Youtube. Subcribernya 2,11 juta. Dan viewer setiap kontennya beragam mulai 9 ribu kali sampai jutaan kali.
Dari channel itu ada konten yang berjudul "Sang Penjaga Istana Bogor" yang ditonton sampai 3,1 juta kali. Sebuah konten yang menceritakan Istana Bogor dan aktivitas keluarga Presiden Jokowi di sana oleh Pak Endang 'Sang Penjaga Istana Bogor'.
Nah, melihat konten tersebut, bisa jadi adalah salah satu yang paling menarik meski tak viral - viral amat. Yang jelas konten itu kalah viral dengan adegan Pak Jokowi yang jengkel pada menteri-menterinya karena kinerja menghadapi Covid-19.
Tampaknya, konten kejengkelan Presiden Jokowi pada menteri disukai orang-orang. Terlepas dari komentar pro dan kontra di belakangnya.
