Bagi seorang anak perempuan, kehilangan ayah bukan hanya kehilangan pelindung, tetapi juga kehilangan sosok pertama yang memperkenalkannya pada cinta yang tanpa syarat.
Dalam buku ini, ada sepenggal pesan yang menyentuh dari seorang ayah kepada anak perempuannya di hari pernikahan:
"Nak, kalau nanti Ayah tidak hadir di hari pernikahanmu, maafin Ayah, ya. Jadi, kali ini peran Ayah selesai, dan peranmu sebagai istri akan dimulai. Sepisah- pisahnya, kamu tetap anak Ayah."
Untuk Mereka yang Dititipkan Rindu
Kehilangan ayah adalah kehilangan yang sunyi. Orang-orang mungkin mengira segalanya baik-baik saja, tapi di dalam hati, ada kekosongan yang sulit diisi. Dalam diam, ada tangis yang tak terdengar. Dalam tawa, ada kesedihan yang terselip.
Dalam kerinduan itu, mungkin seorang anak hanya ingin mendengar kembali suara ayahnya berkata:
"Anakku, Ayah di sini. Ayah gak pernah pergi. Terima kasih sudah menjaga tubuhmu yang separuhnya tubuhku.Nak, kau mirip ibumu.. Â
Keras kepalamu itu keras kepala ibumu. Melihatmu lahir itu, seperti melihat ibumu terlahir kembali. Jadi perempuan kecil yang lucu, yang dulu kubawa kecilmu ke mana-mana, ku pamerkan di depan teman Ayah, ku ceritakan setiap hal kecil yang berhasil kamu raih di depan banyak orang.
Anakku, maaf kalau Ayah gak kelihatan lagi, ya. Maaf kalau peran Ayah gagal. Maaf kalau Ayah gak ada di sampingmu ketika kamu butuh. Anakku, sekarang kamu cantik sekali. Mirip ibumu waktu muda. Maaf kalau Ayah gak bisa jagain kamu lagi, ya.Ternyata sekarang kamu tumbuh jauh lebih kuat dari yang Ayah kira. Anakku hebat sekali. Ayah bangga."
Dekap Ayah Selagi Bisa