Mohon tunggu...
Nanda Maulana Azkari
Nanda Maulana Azkari Mohon Tunggu... Mahasiswa UIN Jakarta Fakultas Dakwah Komunikasi Progam Studi Pengembangan Mayarakat Islam

suka diskusi

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Hari-hari yang Normatif

22 Juni 2025   13:29 Diperbarui: 22 Juni 2025   13:29 35
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Nama:Nnada Maulana Azkari

Nim:12405051050112

Dosen Penngampu:Drs.Study Rizal.LK,M.Ag

Pagi Hari: Bangun dengan Semangat Dakwah 

Aku terbangun pagi-pagi sekali, sekitar pukul 5.30 WIB. Mata masih agak berat, tapi aku ingat ada kuliah Ilmu Dakwah yang sangat aku nantikan hari ini. Setelah sholat subuh dan sedikit membaca Al-Qur'an, aku siap-siap untuk berangkat ke kampus. Teman sekamarku, Rafi, juga sudah bangun dan sibuk menyiapkan materi kuliah. Kami berdua punya semangat yang sama untuk belajar bagaimana menyebarkan dakwah Islam secara efektif.

Kuliah Pagi: Belajar dan Diskusi Seru 

Di kelas, dosen membahas tentang metode dakwah yang tepat untuk remaja masa kini. Aku dan teman-teman aktif bertanya dan berdiskusi. Tiba-tiba, ada sedikit perbedaan pendapat antara aku dan Dina, teman sekelasku, tentang pendekatan dakwah yang lebih efektif, apakah harus lebih tegas atau lebih santai. Diskusi itu memanas sedikit, tapi kami tetap saling menghargai pendapat masing-masing.

Siang Hari: Makan dan Curhat Bersama Teman 

Setelah kuliah, aku makan siang bersama teman-teman di kantin kampus. Di sini, drama kecil muncul. Rafi merasa kecewa karena aku lebih sering ngobrol dengan Dina daripada dengannya. Aku sadar ini bisa bikin suasana jadi kurang nyaman. Aku pun mengajak Rafi bicara empat mata dan menjelaskan bahwa aku tetap menganggap dia teman dekat dan penting. Kami berdua saling memaafkan dan berjanji untuk lebih terbuka soal perasaan.

Sore Hari: Kegiatan Organisasi Dakwah 

Sore harinya, aku mengikuti kegiatan organisasi dakwah kampus. Kami merencanakan acara seminar tentang pentingnya toleransi dalam dakwah. Di sini, aku dan Dina bekerja sama, sementara Rafi membantu di bagian logistik. Kerjasama ini membuat kami semakin solid dan menghilangkan rasa canggung yang sempat muncul.

Setelah kuliah sore, aku menyempatkan diri ke perpustakaan kampus untuk membaca buku tentang strategi dakwah. Suasana perpustakaan yang tenang dan nyaman membuatku bisa fokus menyerap ilmu tanpa gangguan. Aku duduk di sudut baca yang cozy, dikelilingi rak-rak buku tebal yang penuh referensi penting untuk tugas dan pengembangan diri. Di sana, aku juga sempat berdiskusi singkat dengan Dina tentang materi yang kami baca, mempererat kerja sama kami dalam belajar. Momen ini jadi penyegar sekaligus penguat ikatan pertemanan kami sebelum pulang dan beristirahat.

Malam Hari: Refleksi dan Persiapan Tidur 

Setelah pulang, aku menghabiskan waktu untuk membaca buku tentang ilmu dakwah dan menulis jurnal refleksi. Aku bersyukur punya teman-teman yang selalu mendukung dan bisa melewati drama kecil bersama. Sebelum tidur, aku berdoa agar persahabatan kami tetap kuat dan kami bisa terus belajar serta berdakwah dengan hati yang tulus.

 Tidur: Menutup Hari dengan Rasa Syukur 

Aku memejamkan mata dengan perasaan tenang dan penuh harapan. Besok adalah hari baru untuk belajar, berdakwah, dan menjaga persahabatan yang sudah terjalin kuat.

Cerita ini menggambarkan keseharian seorang mahasiswa Ilmu Dakwah yang tidak hanya belajar teori, tapi juga menghadapi dinamika pertemanan yang membuat proses belajar dan berdakwah semakin bermakna. Semoga cerita ini menginspirasi kamu dalam menjalani hari-hari sebagai mahasiswa!

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun