Tapi rasa kepo-ku begitu kuat, aku terus meminta update perkembangan diagnosa penyakit anak tersebut.
Hati sebenarnya merasa kebat-kebit, tapi logikaku menahan diri untuk mengaitkan apa yang aku impikan dengan apa yang terjadi dengan anak tersebut.
"Bagaimana kabar anak kamu, Van?", tanyaku pada ibunya.
"Sudah tiga hari ga sadar, dokter masih belum tahu sebabnya", sang ibu memberikan penjelasan melalui WhatsApp.
"Coba ke rumah sakit yang lebih besar saja, Van", saranku.Â
Namun sang Ibu menunggu keputusan dokter, yang ternyata pada malam harinya sang anak dipindahkan rumah sakit yang lebih besar.
Cek kesehatan secara menyeluruh pun dilakukan.
Tifus, ternyata sudah sembuh. Hanya saja dokter bingung dengan penyakit apa yang diderita anak ini, karena sang anak bisa tiba-tiba melamun ketika diajak bicara.Â
Bahkan ada temannya menceritakan padaku, bahwa ada masanya sang anak mengalami lose memory.
"Aku abis kerja", katanya kepada teman yang mengunjunginya di rumah sakit.Â
Keluarga yang mendengar sampai kaget, namun menutupinya dengan candaan, "dari mana kerja, neng? Dari kemarin kamu di rumah sakit".Â