Aku kembali memanggil dokter dengan teriakan yang lebih lantang, hingga ada satu dokter perempuan yang berkacamata langsung menoleh dan memberikan pertolongan.
***
Aku terbangun. Kaget, karena hampir terasa begitu nyata.Â
Siangnya, aku mendapatkan pesan WhatsApp.
"Ros, anak Vanya masuk rumah sakit".Â
Bulu kudukku langsung berdiri mendengar kabar tersebut.Â
Vanya adalah salah satu kenalan yang tinggal di daerah yang jaraknya cukup jauh darii rumahku, dan bisa dibilang kami tidak terlalu akrab.
"Sakit apa, Feb?", tanyaku.
Tifus, sebagai diagnosa awal sang dokter. Sang anaknya dibawa ke rumah sakit dalam keadaan sudah tidak sadarkan diri.
Dalam hatiku berkata, Â "mimpi ini terhubung dengan anak ini bukan ya? Tapi penyakitnya begitu berbeda, karena dalam mimpiku, anak perempuan itu sepertinya sakit yang berhubungan dengan otak. Lagian, anak dalam mimpiku adalah anak kecil, sedangkan anak kenalan sudah berusia 20an tahun".
"Ah!", pikirku, "sepertinya itu hanya bunga mimpi saja."