Ada satu kejadian, pengalaman yang buat saya sangat menyedihkan, saya hampir dikeluarkan oleh pemilik sekolah karena telah lalai menjalankan tugas, ditambah bahasa Inggris saya, sebagai bahasa pengantar sekolah, saat itu sangat amburadul.
Kelalaian tersebut benar-benar tidak saya sengaja, yakni murid yang biasa saya pegang jatuh dari tangga.Â
Bersyukurnya tangga tersebut sudah dilapisi karpet tebal. Kejadiannya sangat cepat, dan reaksi saya melihat sang murid jatuh malahan melongo saking shock-nya.
Saya pun turut ke rumah sakit bersama suster dan orang tua sang murid. Alhamdulillah, sang murid baik-baik saja. Namun orang tuanya masihlah marah dan sebal pada saya, sampai sempat menelepon pada malam harinya, kalau sampai anaknya menunjukkan gejala tidak sehat karena jatuh dari tangga, maka saya akan diproses secara hukum.Â
Saya sangat takut, tapi saya menerimanya karena memang kesalahan yang saya lakukan sangat fatal.
Tidak berapa lama kemudian, sang murid pun pindah sekolah. Pemilik sekolah tentu saja "ngamuk" dan mengadakan rapat. Saat itu saya sudah siap dipecat.
Kaget setengah mati, ternyata keputusannya saya tetap boleh mengajar tapi pindah kelas. Kalau tidak salah ingat, jabatan saya diturunkan menjadi asisten kembali, bukan sebagai guru.Â
Menurut informasi yang saya dapat, Miss A-lah yang mempertahankan saya mati-matian agar saya diberi kesempatan sekali lagi.Â
Wah, rasanya kala itu saya mau menangis sejadi-jadinya dan sangat berterima kasih sekali atas pembelaan Miss A.Â
Miss A pun hanya mengatakan dengan tegas, namun sangat lembut, "Miss Nana ini kesempatan Miss Nana untuk lebih baik lagi, saya tahu Miss Nana sangat menyesal. Lain kali lebih hati-hati lagi."
Rekan kerja yang mengetahuinya juga turut lega, karena waktu itu kami, para karyawan, sudah memiliki rasa kompak.Â