2. Menegur dengan memberikan simpati, menunjukkan poin kesalahan, dan memberikan solusinya
Teguran yang diberikan Miss A tidak pernah dilakukan di depan umum, mungkin sudah banyak atasan yang melakukan hal seperti ini.Â
Saya pun hanya pernah mengalami sekali atasan yang senang menghardik karyawan di depan orang lain, selebihnya atasan saya yang lain, termasuk yang sekarang memiliki etika yang baik dalam menegur.
Namun ada yang berbeda dengan cara Miss A menegur kami, yakni beliau menanyakan terlebih dahulu kondisi dan situasi psikologis kami, apakah sedang ada masalah atau tidak.Â
Setelah kami menjawab, barulah beliau memberikan poin kesalahan kami apa saja. Tentu poin tersebut didasarkan pada aturan dan kebijakan sekolah.Â
Baru kemudian, bila kami bertanya padanya apa yang mesti kami lakukan barulah beliau memberikan arahan. Misalkan dalam mengelola emosi.Â
Dalam Montessori (saya kurang tahu kalau kurikulum sekolah lain), diwajibkan bagi para guru untuk selalu terlihat tenang. Ekspresi pun harus dikontrol.Â
Seperti kalau sedang menegur anak, maka wajah guru haruslah serius, jangan tiba-tiba tertawa melihat tingkah laku anak yang lucu karena ditegur. Hal ini bertujuan agar anak paham akan kesalahannya.Â
Atau seperti sang guru sedang bersedih hati karena ada permasalahan keluarga. Perasaan sedih tidak bisa dibawa ke dalam suasana belajar-mengajar karena anak-anak sangat sensitif pada perasaan orang dewasa. Akibatnya akan ada saja anak yang merengek, menangis ataupun tiba-tiba sulit untuk diajar.Â
Oleh karena itu, Miss A memberikan solusi agar para guru yang mengajar dalam kelas yang sama harus bisa saling bekerja sama atau minimal menceritakan perasaan yang kini dirasakan. Agar apabila ada guru yang sedang bersedih hati, bisa mengontrol emosinya dulu di luar kelas dalam beberapa menit, dan guru yang sekelas bisa menggantikannya sementara.
Rasa simpati Miss A dengan mempertanyakan kondisi atau situasi kami terlebih dahulu, baru kemudian memberikan poin kesalahan, setelah itu memberikan solusi untuk memperbaikinya, membuat kami paham letak kesalahan kami di mana.