KESIMPULAN
Â
Artikel ini membahas pentingnya manajemen waktu dalam Islam, khususnya dari perspektif Hadits, sebagai solusi atas budaya menunda-nunda yang semakin marak. Â Menunda-nunda (prokrastinasi) berdampak negatif pada produktivitas, kualitas kerja, kesehatan mental dan spiritual. Â Islam sangat menekankan pentingnya menghargai waktu sebagai nikmat Allah yang tak ternilai. Hadits Nabi Muhammad SAW Â mengingatkan akan kerugian besar jika waktu disia-siakan. Manajemen waktu dalam Islam bukan sekadar keterampilan administratif, melainkan bagian dari ibadah dan syukur atas nikmat Allah. Pengelolaan waktu yang baik tercermin dalam disiplin ibadah seperti shalat lima waktu, dan diteladani dari kehidupan Nabi Muhammad SAW yang seimbang dalam berbagai aktivitas. Artikel ini mengidentifikasi faktor penyebab menunda-nunda, seperti kemalasan, kurangnya perencanaan, rendahnya motivasi, dan tekanan psikologis. Â Dampaknya meliputi hilangnya peluang, penurunan produktivitas, gangguan mental dan spiritual, serta pembentukan karakter negatif. Solusi untuk mengatasi menunda-nunda yang diusulkan berdasarkan ajaran Islam antara lain: Kesadaran akan nikmat waktu kita dapat memahami waktu sebagai amanah dari Allah, Segera melakukan kebaikan dan tidak menunda amal baik, Merencanakan waktu dan disiplin dengan membuat jadwal realistis dan berkomitmen menjalankannya, dan Mengingat kematian dan hisab waktu memiliki Kesadaran akan pertanggungjawaban di akhirat. Implementasi praktis meliputi membangun kesadaran setiap saat, membiasakan mengerjakan tugas segera, membuat jadwal harian, mengingat akhirat, menghindari pemborosan waktu, dan berdoa memohon kemudahan. Â Dengan mengamalkan nilai-nilai Islam terkait manajemen waktu, diharapkan kebiasaan menunda-nunda dapat diatasi dan tercipta kehidupan yang lebih produktif dan bermakna. Â Manajemen waktu yang baik adalah jalan menuju keberkahan hidup, baik dunia maupun akhirat.
Â
Â
Â
Â
Â
DAFTAR PUSTAKA
Â
Al-Ghazali. Ihya' Ulumuddin, Jilid 3. Beirut: Dar al-kutub al-ilmiyyah, 2005.