Mohon tunggu...
Rinta Nainggolan
Rinta Nainggolan Mohon Tunggu...

Lahir di indonesia merantau dan berjuang untuk kembali

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Tak Sekeras Batu Karang

16 Mei 2016   22:44 Diperbarui: 16 Mei 2016   22:59 91
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Setelah selesai kami pulang , dengan hati hati aku bicara kepada Seren , kenapa dia tidak berterus terang kepada Robert ? Seren menjawabku sangat sederhan ..Kalau Robert tau aku sakit ia akan meninggalkan aku , sedangkan sehat saja aku tidak dihargai apalagi sakit katanya sambil menangis. 

Seren belum tentu demikian , sampaikapan kau menyembunyikan semuanya ini dari keluargamu , bukankah mereka juga harus tau keaadaanmu ? Seren hanya terdiam dan takmemberi jawaban apa - apa.

Setelah beberapa lama berlalu Seren dan Robert pun tetap begitu saja , keadaan Seren pun sudah bertambah buruk , tiba - tiba Seren terjatuh tepat di kaki Robert  , dan Robert bingung tidak tau berbuat apa - apa , Wajah Seren pucat dan tidak sadarkan diri , Robert kelihatan ketakutan sambil memanggil nama Seren , aku segera mengajak Robert ke Rumah sakit Elisabeth tempat Seren rutin berobat , sepanjang jalan aku yang nyetir mobil aku cerita semuanya kepada Robert , Robert sangat kaget,,, dan berteriak  Seren ,,, kenapa .. kenapa  kau lakukan ini ? tapi Seren belum juga siuman ada rasa sesal di wajah Robert , sudah lima tahun pernikahannya , belum juga dikarunia anak itulah sumber kekecewaan Robert kepada Seren .

Setelah sampai di RS , Seren segera ditangani dokter jaga dan segera memanggil dokter Adit yang biasa menanganinya . Menjelang siang Seren harus cek semua di laboratorium , Seren belum juga sadar dan Robert menagis dan memeluk Seren , penyesalan yang sangat dalam  ada di wajahnya .Berulang kali ia menciumi Seren sambil meminta maaf , aku terharu ternyata lelaki bisa juga cengeng pikirku .

Tiba - tiba dokter Aditya  memanggil Robert , dan menunjukkan semua hasil pemeriksaan laboratorium dan meceritakan semua masalah penyakit Seren .

Pak Robert ,, istri anda sedang mengandung ,,,ini bulan yang kedua tapi sayang istri anda juga terkena leukemia stadium akhir ,saya juga heran kok istri anda bisa hamil dengan kondisi seperti ini . Wajah Robert bertambah sedih bagaimana ia memperjuangkan istri dan bayinya dengan keadaan seperti ini , ternyata ketika dokter Aditya bicara membuat Seren terbangun ,,, aaaapppaaaaa dok ? aakuuu hamil ?? seolah takpercaya ,, aku bisa punya bayi ??  hati Robert seperti dikoyak,, lalu mendekati Seren ,, Iya sayang kau hamil ,, tapiii demi kesehatanmu ,,Robert tidak melanjutkan kata katanya . 

Tidaaakkk aku pasti bisa , merawatnya ,,,aku pasti bisa . Lalu dokter Aditya mendekati Seren sambil menghela nafas panjang  dokter Aditya menjelaskan kepada Seren , tetapi Seren tetap ingin mempertahankan bayinya . Dokter beri saya kesempatan , asal bayi ini bisa lahir apa pun aku lakukan katanya memohon. Aku masih percaya kesempatan dan mujizat , tolong jangan hentikan saya katanya memohon , . 

Setelah beberapa pertimbangan Seren mempertahankan kehamilannya , ia berhenti bekerja karena hampir dua bulan Seren dirawat di rumah sakit dengan perawatan khusus , sedangkan Robert berjuang agar kedua orang yang dikasihinya itu bisa hidup. 

Ternyata orang tua Seren mengertahui keadaan putrinya yang menyembunyikan perjuangannya , dan datang menjenguk putrinya di rumah sakit , dan sangat memperhatikan putri  , kedua orang tua Seren bergantian menjaga putrinya dan menyemangati  putri dan menantunya . 

Memasuki usia kehamilan tujuh bulan  , rahim Seren tidak sanggup menahan terlalu lama , Seren kesakitan dan segera dibawa ke Rumah sakit , ibarat makan buah simalakama , Seren harus dioperasi dengan resiko yang sangat tinggi antara hidup dan mati keduanya . Tapi dokter Aditya masih teringat kata kata , Seren Jangan menghentikan dan kesempatan , mujizat pasti ada. 

Akhirnya Seren dibawa ke meja operasi , dan memang mujizatlah yang ada dalam kondisi leukemia stadium akhir Seren masih bisa mengandung bayinya sampai kehamilan menjelang tujuh bulan , dan  setelah berjuang beberapa jam bayinya dilahirkan dengan bedah caesar , dengan berat badan yang masih kurang dari normal , seorang bayi laki laki yang sangat mungil harus dirawat di NICU ,, agar bisadirawat secara intensip sementara Seren juga dalam kondisi krisis di ruangan ICU . akulah yang selalu menjenguk Seren dan anaknya sebelum Robert pulang kerja , tapi Robert tetap bersemangat agar kedua orang yang dicintainya bisa selamat ,ia tak perduli berapa uang yang harus dikeluarkan . 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun