Mohon tunggu...
Nailu Chirzati
Nailu Chirzati Mohon Tunggu... Storyteller

Saya tertarik dengan topik-topik fantasi, sejarah, sains, dan perasaan yang tulus.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Shakira dan Magis Rasa Senang

12 Oktober 2025   20:20 Diperbarui: 12 Oktober 2025   20:19 30
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Shakira menghela napas jengah. "Sejak kapan ada burung hantu putih di Indonesia?" gumamnya masih dengan napas yang kentara.

Shakira bukan takut, hanya terkejut. Bulu-bulu burung itu berwarna putih. Mata lebar berwarna hitam. Burung itu juga bertengger di cabang satu-satunya pohon di tepi danau di situ tadi, membuatnya tampak jauh lebih tinggi dari yang seharusnya. Belum lagi, hari mulai petang. Tentang danau, itu benar. Dari titiknya tadi, Shakira bisa melihat sebuah danau dan satu kursi taman di dalam sana.

Di dalam hutan, burung hantu putih itu memutar kepala 180 derajat menghadap danau. Dia merasa tak menentu sekarang, bingung, antara lega dan tidak. Siapa pun gadis tadi, gadis yang memakai penutup aneh di kepalanya tadi, jilbab, dia adalah manusia pertama yang dilihatnya sekaligus manusia pertama yang melihatnya di tempat ini, setelah puluhan tahun.

Dia adalah kesempatanku untuk terbebas dari semua ini. Apa ... dia akan kembali? Ah, terserah saja dia mau kembali atau tidak. Lagi pula, dia belum tentu orangnya. Bisa saja aku berakhir di tempat lelang, atau lebih buruk, di kebun binatang. Tapi, ... ah, ck, sudah, Erran.

Erran, burung hantu putih itu, memilih untuk mengabaikan kemunculan Shakira secara mengejutkan tadi meski tidak benar-benar bisa. Dia merasa tak tahu, dan Shakira juga sama. Shakira, yang sudah lebih tenang, kini sudah berada di luar dinding semak itu lagi. Tangannya hampir menyentuh daun-daun di sana. Gadis itu ingin melihat sekali lagi untuk memastikan dia tidak salah lihat, tetapi ada sedikit keraguan.

[]

Tiga bulan kemudian.

Di bawah langit yang cerah, Shakira telungkup di kursi taman dengan kedua kaki menekuk dan tas sebagai tumpuan siku. Dia tertawa-tawa menonton drama di ponselnya, sebuah drama komedi anak remaja. Dia seolah lupa kalau hari ini patah hati lagi, padahal tadi sempat tidak berselera memakan es krim. Setelah episode drama itu selesai, dia pun duduk dengan benar, menurunkan kaki, bersandar pada sandaran, dan menghadap ke danau.

"Ya ampun, lucu banget. Aku suka banget sama karakter kayak gini. Ceria, tapi natural, nggak pick me," celoteh Shakira dengan mood yang sangat bagus sambil tetap sibuk dengan ponsel.

Di tengah itu, ada sebuah panggilan yang masuk.

"Halo?"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun