Mohon tunggu...
Nahar Frakasiwi
Nahar Frakasiwi Mohon Tunggu... Lainnya - absorb the feeling, i learn to fly

Hanya pemuda yang mencari hiburan terkait karya sastra

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Epigram Genre, Sektet | Tuhan Memang Bukan Sandaran Bahu Sementara

17 Januari 2021   23:55 Diperbarui: 18 Januari 2021   02:47 157
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.


Sahabat, pagi ini sangatlah damai
Secangkir kopi tentram sudah
Permainya lesehan kumuh
Di bawah riuhnya suara lantunan dawai para merpati
Terbang menghiasi lebarnya belantara mega yang ramah
Adalah terasnya awan-awan pada bilik yang tiada tiang, namun berdiri dengan kukuh di warna rumbai cahaya pagi

Kulihat sibuk kesiapan para pencari berkah
Membuka mata sedari sebelum bangunnya pesona janari
Keluar pintu meruntukan jalan di sana
Mencari makan di tengah corona
Berjalan meniti langkah terkesima arah
Menatap cobaan dengan indah demi hidayah

Ingin rasanya kutorehkan ke setiap mahkota flora
Dari pikir yang terbesit sepasang rasa bersabda
Tentang pahlawan yang bersuara sepintas dipertanyakan
Tidaklah harus harta bisa melepas kesalahan
'Pun riuh lisan yang bergandengan tangan
Tiba nantinya menyulam parade murka akan pertentangan
Menjadikan di pekarangan rumah-rumah mereka hiasan

Siapa bisa berencana
Panjang wacana tiada jamin jua
Sarana apa bisa melepas dahaga
Padahal pandang bulu ajal hanya cerita
Peran Tuhan merekap segala realita
Bukan ratapan atau sandaran bahu yang lumrah sahaja

Created By: Nahar
Tanggerang, 18 Januari
_________________________

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun