Mohon tunggu...
Badriah
Badriah Mohon Tunggu... Lainnya - Ibu dari dua anak

Orang awam yang berbagi pengalaman

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Darurat Sampah: Bahu Jalan Menjadi Tempat Sampah

10 Maret 2024   07:08 Diperbarui: 10 Maret 2024   07:17 54
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar pribadi

Pagi buta, speaker masjid berkoar, melengking menjeritkan suara ketua  RW. Pak RW mengumumkan dengan nada gelisah mengenai sampah. Seluruh masyarakat diharapkan membuang sampah ke roda yang disediakan di pinggir jalan. 

Pengumuman ini mengubah kebiasaan cara membuang sampah yang selalu dilakukan oleh warga RW 1, Kelurahan Sawah Gede, Kabupaten Cianjur. Kebiasaan tersebut adalah membuang sampah dengan cara seluruh Jenis sampah dimasukkan ke dalam kantong kresek kemudian di buang begitu saja pada bak sampah kecil yang disediakan di pintu masuk gang.

Pengelolaan sampah yang dilakukan di tingkat RW ini, berdampak pada menumpuknya sampah di pintu Gang. Kondisi sampah yang bertumpuk tersebut menjadi semakin tidak sedap dipandang mata karena kresek-kresek tersebut dibongkar. Pembongkaran kresek-kresek dilakukan oleh para pemulung sampah yang mencari benda atau sesuatu yang mungkin dipandang berguna bagi dirinya. 

Kresek-kresek yang dibongkar tersebut isinya berhamburan, berserakan dan tidak karuan. Si pembongkar kresek tidak memasukkan kembali sampah-sampah tersebut ke dalam kreseknya. Sehingga dari kondisi tersebut menguar bau tidak sedap. Kondisi ini sangat menyesakkan dada. Bayangkan indah mau pulang ke rumah disambut dengan sampah yang berantakan dan bau yang mengundang mual.

Pembelajaran kepada masyarakat untuk memilah sampah mulai dari rumah, belum bisa terlihat hasilnya. Pembiasaan baru kepada masyarakat untuk hanya membuang sampah-sampah non organik berupa plastik, botol, atau hal-hal lainnya yang tidak mudah terurai secara alami, tidak pernah terjadi. 

Sampah dengan begitu saja diaduk, bercampur antara organik dan non organik masuk ke dalam kresek dan dibuang dengan tanpa rasa bersalah. Akibatnya di tempat pembuangan sampah sementara tercium bau yang sangat tidak sedap. 

Dalam dua minggu ini, pemandangan sampah yang berserakan, semakin tidak sedap dipandang mata. Sampah-sampah bertumpuk di sepanjang jalan utama. Sepertinya tidak ada jadwal pengangkutan sampah yang dilaksanakan. Sampah yang bertumpuk di gang, dan di sepanjang jalan, semuanya menumpuk tidak diambil.

Kekhawatiran muncul, jangan-jangan sepanjang  bahu jalan dan gang berubah fungsinya menjadi tempat pembuangan sampah. 

Pengumuman yang disampaikan oleh Pak RW sepertinya tidak akan mengubah kondisi kebersihan di Kelurahan Sawah Gede, khususnya, dan di kabupaten secara umumnya. 

Pengumuman tersebut mengisyaratkan hanya mengubah cara membuang sampah dari bak sampah ke dalam roda. Pengumuman tersebut tidak meminta atau mengingatkan masyarakat untuk mengelola sampah dari rumah sebelum dibuang ke roda. 

Pengumuman yang diharapkan terdengar adalah Pak RW mendesak kepada masyarakat agar sampah-sampah organik dikelola di rumah dengan menggunakan teknik sederhana, sedangkan sampah non-organik dibuang ke tempat yang disediakan. Cara seperti ini diasumsikan akan mengurangi jumlah sampah yang dibuang, sekaligus mengurangi bau dari sampah-sampah organik yang membusuk. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun