Mohon tunggu...
FOREST SPACE
FOREST SPACE Mohon Tunggu... Jurnalis - Writer |Forester |Ig.nagadragn |Fb.Dra gon |LinkedIn.Fitriyani sinaga
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Ruang Hutani, Sosial Budaya, Pendidikan dan Literasi lingkungan Hidup. https://ruanghutani.blogspot.com/?m=1

Selanjutnya

Tutup

Nature

Elaeis Guineensis: Pembangun Nutrisi Sekaligus Perusak Konservasi Tanah

2 Desember 2019   18:43 Diperbarui: 2 Desember 2019   18:49 252
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Nature. Sumber ilustrasi: Unsplash

Selain itu tanaman kelapa sawit juga ternyata tidak boros air bahkan tergolong tanaman yang hemat air. Selama ini tanaman Pinus, Akasia dan Sengon populer dijadikan tanaman hutan baik dalam program reboisasi maupun hutan tanaman industri. Tanaman kehutanan tersebut ternyata relatif boros menggunakan air. Menurut penelitian (Allen.et.al.1998, Rusmayadi,2011) membuktikan kapasitas menyimpan air pada lahan sawit lebih baik dibandingkan tanaman Karet sehingga kandungan air tanah lahan sawit lebih tinggi dari pada lahan yang ditanami Karet. Tanaman sawit yang selama ini dituduhkan boros air, ternyata jauh lebih hemat dibandingkan tanaman hutan tersebut bahkan sawit juga lebih hemat air dibandingkan dengan tanaman karet.

Hasil penelitian para ahli tersebut menjadi informasi penting bagi masyarakat yang terlanjur keliru melihat sawit akibat kebohongan-kebohongan yang disebarluaskan LSM anti sawit selama ini. Bukti ilmiah tersebut sangat jelas dan tegas menyatakan bahwa kebun sawit justru termasuk tanaman yang hemat menggunakan air dibandingkan tanaman hutan maupun tanaman karet. Tidak hanya hemat air, tanaman sawit yang sistem perakarannya yang serabut dan massif membentuk biopori alamiah yang berfungsi menyimpan air, sehingga kandungan air tanah lahan kebun sawit lebih tinggi dari tanaman karet.

DAFTAR PUSTAKA

Abdurachman, A., S. Abuyamin, dan U. Kurnia. 1984. Pengelolaan tanah dan tanaman untuk usaha konservasi tanah. Pemberitaan Penelitian Tanah dan Pupuk 3: 7-11.

Anonim. 2011. Modul dan Penuntun Praktikum Konservasi Tanah dan Air. Laboratorium Fisika Tanah. Jurusan Ilmu Tanah. Fakultas Pertanian. Universitas Hasanuddin. Makassar. 2011.

Arsyad, S. 1989. Konservasi Tanah dan Air. Penerbit Institut Pertanian Bogor Press. Bogor.

Kurnia, et al. 2002. Pengaruh Bedengan dan Tanaman Penguat Terras terhadap Erosi dan Produktivitas Tanah pada Lahan Sayuran. Hlm. 207-219 dalam Prosiding Seminar Nasional Pengelolaan Sumber Daya Lahan dan Pupuk. Cisarua -- Bogor, 30 -- 31 Oktober 2001. Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanah dan Agroklimat, Bogor. Buku II

http://bbsdlp.litbang.deptan.go.id/download/jukniskta.pdf

http://books.google.co.id/

http://dionuntuktanah.wordpress.com/2009/06/01/penanggulangan-erosi-melalui-teknik-konservasi-tanah-dan-air/

http://id.wikipedia.org/wiki/Konservasi

https://www.nasionalisme.co/kebun-sawit-membangun-sistem-konservasi-tanah-dan-air-wilayah/

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun