Mohon tunggu...
FOREST SPACE
FOREST SPACE Mohon Tunggu... Jurnalis - Writer |Forester |Ig.nagadragn |Fb.Dra gon |LinkedIn.Fitriyani sinaga
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Ruang Hutani, Sosial Budaya, Pendidikan dan Literasi lingkungan Hidup. https://ruanghutani.blogspot.com/?m=1

Selanjutnya

Tutup

Nature

Elaeis Guineensis: Pembangun Nutrisi Sekaligus Perusak Konservasi Tanah

2 Desember 2019   18:43 Diperbarui: 2 Desember 2019   18:49 252
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Nature. Sumber ilustrasi: Unsplash

4. Lahan Kelas IV

Beriklim tidak baik dan tingkat kesuburan tanah serta topografi juga tidak baik (curam).

Bukti Data Dokumen Lahan Sawit dapat Membangun Konservasi Tanah dan Air

Tanaman kelapa sawit hemat air, dan memiliki sistem konservasi tanah dan air berkelanjutan baik melalui struktur kanopi maupun struktur perakaran. Oleh karena itu, membangun kebun sawit juga membangun sistem konservasi tanah dan air suatu wilayah.

Data-data menunjukkan bahwa banjir dan kekeringan terjadi hampir di semua negara dan tidak behubungan dengan kebun sawit. Sebaliknya perkebunan sawit justru memiliki sistem konservasi tanah dan air yang berkelanjutan.

Dalam konservasi tanah dan air, kebun sawit memiliki tiga mekanisme yang secara sinergis dalam melindungi tanah dan air. Ketiga mekanisme yang dimaksud adalah yakni mekanisme struktur dan naungan kanopi (canopy land cover), mekanisme tata kelola lahan kebun sawit dan mekanisme sistem perakaran kelapa sawit.

1.      Mekanisme struktur pelepah daun pohon kelapa sawit yang berlapis-lapis mampu menaungi lahan (land cover) mendekati 100 persen sejak kelapa sawit berumur muda. Struktur pelepah daun yang demikian selain berfungsi sebagai "dapurnya" (fotosintesis) kelapa sawit, juga berfungsi melindungi tanah dari pukulan langsung air hujan. Jika hujan datang, pukulan air hujan tidak langsung mengenai tanah namun terlindungi oleh struktur pelepah daun berlapis-lapis tersebut.

2.      Mekanisme konservasi tanah dan air berikutnya adalah melalui tatakelola lahan dalam budidaya kelapa sawit. Standar kultur teknis kebun sawit mulai dari penanaman dan pemeliharaan tanaman menggunakan asas-asas konservasi tanah dan air. Mulai dari zero/minimum tillage, penanaman tanaman pelindung (cover crop) pada masa pemeliharaan tanaman belum menghasilkan (umur 0-4 tahun), pembuatan sistem teras pada lahan miring, pembuatan piringan/tapal kuda, penempatan pelepah tua (pruning) sebagai guludan bahan organik pada gawangan, pengembalian tandan kosong dan limbah cair ke lahan dan lainnya merupakan bagian dari mekanisme konservasi tanah dan air kebun sawit.

3.      sistem perakaran serabut pohon kelapa sawit yang massif, luas dan dalam. Perakaran kelapa sawit dewasa dapat mencapai radius 4 meter sekeliling pangkal dan dengan kedalaman sampai 5 meter dibawah permukaan tanah yang membentuk pori-pori mikro dan makro tanah (Harahap, 1999). Pori-pori mikro dan makro tanah tersebut makin banyak dengan makin dewasa tanaman kelapa sawit.

                                                                                                                                     

Air yang tersimpan dalam pori-pori tanah dimana kelapa sawit ditanam, menciptakan cadangan air yang cukup besar. Ketika musim kering tiba, cadangan air tersebut dilepas secara perlahan baik untuk kebutuhan tanaman kelapa sawit itu sendiri, untuk kebutuhan tanaman lain disekitarnya maupun untuk kebutuhan mikroorganisme tanah. Sebaliknya ketika musim hujan, air hujan yang jatuh ke lahan sawit terserap untuk mengisi "waduk" pori-pori tanah sebagai cadangan air. Sistem dan mekanisme biopori alamiah kelapa sawit yang demikian menyebabkan kemampuan lahan kelapa sawit dalam menahan air didalam tanah cukup bagus. Sistem biopori alamiah yang demikian menjadikan kebun sawit tanaman konservasi tanah dan air.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun