Mohon tunggu...
Ihdi Bahrun Nafi
Ihdi Bahrun Nafi Mohon Tunggu... Administrasi - Foto Pribadi

Just Ordinary Man

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Mengejar Kunang Kunang

25 Maret 2024   16:14 Diperbarui: 26 Maret 2024   18:47 115
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

            Begitulah Ramadhan selalu punya warnanya di setiap kali datang. Dari kejauhan anak-anak kecil berlari dan orang-orang dewasa mulai membisikkan kedatangan kunang-kunang di malam hari itu. Hampir setiap hari  aktivitas seperti itu yang membuat kami penasaran untuk mengetahui apa yang terjadi , karena tempat kejadiannya di daerah yang ketika waktu kecil sempat kami kunjungi, namun tidak untuk saat-saat ini.

            Doni yang sedari kemarin-kemarin penasaran mengajak kami menelusuri kejadian itu mulai menunjukkan keseriusaannya. Kami pun mengikutinya dan bersepakat melakukan jalan-jalan malam hari setelah tarawih. Hari semakin malam menunjukkan pekatnya, Doni mengikuti asal mula keluarnya kunang-kunang . Rama dan Iwan mengikuti kemana terbangnya kunang-kunang dan mencoba menangkapnya. Roni mempersiapkan berbagai peralatan untuk menangkar kunang-kunang.

            Sesampainya di pemakaman , banyak kunang-kunang bertengger di pohon-pohon. Iwan mencoba mendekati tempat bertenggernya kunang-kunang dengan diikuti Rama. Ketika Iwan perlahan mendekati dan mencoba menangkapnya , ia pun kaget karena tiba-tiba ia melihat sesuatu di atas pohon besar . Rama mencoba menenangkan kawannya , karena yang dilihat di hadapannya adalah sepotong kain yang terbawa angin. Rama mengatakan bahwasanya sebelum Ramadhan salah satu makam orang yang kebetulan meninggal di hari kamis mengalami pencurian. Terang saja, paginya banyak warga berbondong-bondong melihat dan mereka saling bertanya karena semalaman mereka berburu kunang-kunang yang bertebangan kemana-mana.

            Di lain tempat, Doni menyusuri tempat awal mula keluarnya kunang-kunang tersebut. Ia kemudian bersembunyi  di balik pohon besar mendekati rumah tua yang disana terdapat orang-orang berpakaian preman seolah melakukan sebuah rencana. Mendengar ketika salah satunya ingin merencanakan perampokan , Doni segera berlari dan memberitahukan kawannya. Sayangnya ,  salah satu pot bunga terjatuh , menyebabkan langkah kaki Doni terdengar oleh para preman tersebut. Mereka pun mengejar Doni . Iwan dan Rama kembali dari pemakaman dan membawa beberapa kunang-kunang ke tempat Roni untuk diteliti.

            Tak jauh dari tempat Iwan dan Rama berjalan , ia melihat Roni yang tersenyum-senyum setelah menangkap beberapa kunang-kunang yang datang kearahnya.

" Eh, senang banget ya" Tanya Iwan.

" Seneng banget bro, tadi disini banyak banget" Jawab Roni

" Tangkapannya dapat banyak" Tambah Rama

" Nggak juga sih, takjub aja tadi banyak kunang-kunang berkeliling kayak aku masuk sebuah taman surga"

" Ngomong-ngomong, kemana Doni" Tanya Rama.

" Tak tahu aku, kayaknya ia lari ke tempat yang bersebarangan dengan kalian" Jawab Roni.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun