Rabu, 10 September, ketika perkuliahan Pendidikan Pancasila berlangsung, saya mendapat kesempatan untuk membuat catatan mingguan dari salah satu tulisan yang dibagikan oleh Bapak Drs. Study Rizal LK, MA di Kompasiana. Artikel tersebut berjudul "Kabinet Baru, Harapan Lama: Apakah Reshuffle Bisa Menjawab Kekecewaan Publik?" dan membahas fenomena politik aktual seputar reshuffle kabinet.
Tulisan itu menyoroti bagaimana pergantian menteri bukan sekadar urusan teknis, melainkan simbol politik yang sarat makna. Reshuffle dianggap sebagai bentuk respons pemerintah terhadap kekecewaan masyarakat, sekaligus upaya untuk memberi kesan adanya pembaharuan. Meski begitu, muncul juga keraguan: apakah langkah ini benar-benar mampu menjawab kebutuhan publik, atau hanya sebatas rotasi jabatan yang diwarnai kepentingan politik?
Salah satu contoh yang banyak disorot adalah pergantian posisi Menteri Keuangan. Perubahan dari Sri Mulyani ke Purbaya Yudhi Sadewa dipandang penuh risiko sekaligus peluang. Ada optimisme mengenai agenda pembangunan, namun tidak sedikit pula yang khawatir terhadap dampaknya pada kredibilitas fiskal. Hal yang sama juga terjadi pada penunjukan beberapa menteri baru yang dianggap lebih berorientasi politik daripada profesionalisme birokrasi. Meski diwarnai kritik, reshuffle tetap memberi ruang harapan. Publik menanti kebijakan yang lebih transparan, efektif, dan berpihak pada rakyat. Namun apabila wajah baru kabinet hanya mengulang pola lama---minim partisipasi publik, penuh kepentingan politik, dan jauh dari transparansi---maka reshuffle tak lebih dari simbol tanpa substansi.
Dari catatan ini dapat disimpulkan bahwa masyarakat kini semakin kritis. Mereka tidak lagi mudah diyakinkan oleh retorika politik, tetapi menunggu bukti nyata dari kabinet baru: apakah benar mampu menjawab kekecewaan lama, atau sekadar mengganti pemain tanpa mengubah arah permainan.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI