Mohon tunggu...
nadhira asyifa nuralina
nadhira asyifa nuralina Mohon Tunggu... mahasiswa

membaca/ mencari peluang usaha, tren kuliner, dan cerita seputar dunia ekonomi sehari-hari.

Selanjutnya

Tutup

Entrepreneur

Saatnya Cuan dari Gaya Hidup Sehat: Peluang Usaha Kuliner

19 September 2025   07:00 Diperbarui: 18 September 2025   23:09 11
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(sumber: https://asset.kompas.com/crops/53N_Q022xuH7a7n1mk-IQnV0Eu0=/465x0:5073x3072/1200x800/data/photo/2023/02/23/63f64fcf7373a.j)

Kesadaran masyarakat Indonesia dalam menjaga kesehatan semakin hari semakin meningkat. Hal ini bisa dilihat dari perubahan cara masyarakat dalam memilih makanan. Mereka mulai meninggalkan makanan cepat saji yang banyak kalorinya dan beralih ke makanan yang lebih baik, seimbang, serta ramah lingkungan. Perubahan ini tidak hanya sekadar tren sementara, tetapi sudah menjadi bagian dari gaya hidup modern.

Dalam laporan IMARC Group tahun 2024, disebutkan bahwa pasar health and wellness di Indonesia mencapai USD 49,2 miliar pada tahun 2024 dan diperkirakan akan naik hingga USD 71,1 miliar pada tahun 2033. Angka ini menunjukkan adanya peluang besar dalam usaha makanan sehat di Indonesia.

Healthy Dish di Jabodetabek (sumber: https://assets-pergikuliner.com/tqdLTZutFKrApagGo4z7rnV2Lrw=/572x384/smart/filters:no_upscale()/https://assets-pe
Healthy Dish di Jabodetabek (sumber: https://assets-pergikuliner.com/tqdLTZutFKrApagGo4z7rnV2Lrw=/572x384/smart/filters:no_upscale()/https://assets-pe
Tidak hanya dari segi ekonomi, usaha makanan sehat juga membantu pembangunan yang berkelanjutan. Banyak pengusaha sudah memakai bahan organik serta bungkus yang ramah lingkungan. Contohnya, Healthy Dish di Jabodetabek yang menawarkan makanan siap santap sehat dengan bungkus ramah lingkungan. Hasil penelitian menunjukkan keuntungan finansial yang baik sekaligus memberi manfaat positif bagi lingkungan.


Usaha makanan sehat juga tersedia dalam berbagai bentuk, seperti katering sehat, jasa memasak makanan ready to eat, restoran sehat, dan minuman fungsional seperti smoothies dan jus segar. Studi tentang usaha Smoothies Batim, misalnya, menunjukkan bisnis minuman sehat bisa kembali modal dalam kurang dari dua tahun karena minat masyarakat terhadap produk alami dan berkelanjutan yang tinggi.

Faktor lain yang menunjang usaha ini adalah meningkatnya popularitas pola makan berbasis nabati. Contohnya, usaha kerupuk tahu “Tahya Snack” yang mampu menjangkau konsumen vegetarian, vegan, serta mereka yang mengikuti diet bebas gluten. Dengan promosi digital, produk ini tidak hanya dikenal di pasar lokal, tetapi juga memperkenalkan gaya hidup sehat secara lebih luas.

Adanya restoran sehat menunjukkan peluang yang besar di segmen pasar premium. Contohnya, restoran Italian Healthy Food “Fabio” di Jakarta, yang berhasil menggabungkan masakan Italia dengan konsep sehat. Analisis keuangan menunjukkan penjualan yang tinggi, membuktikan bahwa makanan sehat bisa bersaing di pasar menengah ke atas yang mengutamakan kualitas.

Dari semua yang dijelaskan, jelas bahwa usaha makanan sehat memiliki prospek yang bagus dan layak dijalankan, baik skala kecil maupun besar. Usaha ini tidak hanya memberikan keuntungan finansial, tetapi juga membantu menyebarkan budaya hidup sehat.

Bagi yang ingin menjadi pengusaha, kuncinya adalah inovasi dan kemampuan merespons tren. Menawarkan produk rendah kalori, organik, atau berbasis nabati bisa menjadi strategi yang tepat. Jangan lupa, pemasaran digital juga sangat penting agar produk bisa dikenal oleh banyak orang.

Dengan menggabungkan inovasi, strategi pemasaran, dan tren gaya hidup sehat yang terus berkembang, usaha makanan sehat berpotensi menjadi bagian penting dari ekonomi kreatif Indonesia.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Entrepreneur Selengkapnya
Lihat Entrepreneur Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun