Mohon tunggu...
Muhammad Yunus
Muhammad Yunus Mohon Tunggu... Lainnya - pemuda dari kota kecil di Jawa Timur

Hanya suka menulis, tidak lebih dari itu.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Jerit Tuhan untuk Umatnya

10 Juli 2021   14:45 Diperbarui: 10 Juli 2021   14:49 42
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Aku ada namun aku tiada
Aku merasa tapi tak pernah dirasa
Aku hadir namun kadang tak bersuara
Aku pun bertanya
Aku ini siapa?

Pentingkah aku di sisinya?


Aku bersabar walau ia selalu meronta
Kini aku merasa, hadirku hanya saat dibutuhkan saja
Aku kembali bertanya, namun kali ini masih tanpa suara
Apa artinya aku baginya?
Apa aku hanya pengisi saat ada waktu luangnya saja?

Aku berteriak sekencang - kencangnya suara
Namun tetap ia tak merasa,

tak mendengar,

dan aku pun terbungkam
Aku pun putus asa, dan berbisik pada angin
Namun angin pun tak mampu menyampaikan padanya

Sekali lagi aku bertanya
Aku ini siapa?
Aku ini, seberapa berharga?
Aku ini, dan aku ini, hingga akhirnya aku tak punya daya lagi tuk berkata

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun