Mohon tunggu...
Lala_mynotetrip
Lala_mynotetrip Mohon Tunggu... Terus berupaya menjadi diri sendiri

Blogger pemula|menyukai petualangan sederhana|Suka bercerita lewat tulisan|S.kom |www.lalakitc.com|Web Administrator, Social Media Specialist, freelancer.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Tidak Saling Kenal Tapi Rela Membantu

1 September 2025   15:03 Diperbarui: 1 September 2025   15:03 102
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hampir setiap hari berangkat dan pulang kerja menggunakan transportasi umum. Sering mendapatkan beragam pengalaman menarik dan beda dari hari ke hari. Salah satunya bisa menerima kebaikan kecil di transportasi umum dari orang yang tidak di kenal (stranger) Namun rela membantu.

Dalam suasana penuh kemelut dan tak jarang merasa khawatir, salah satu cara kembali waras adalah mengingat betapa banyak kebaikan kecil yang sudah kita terima di masa hidup. Terutama saat di transportasi umum, tidak kenal tapi rela membantu.

Ada beberapa pengalaman menarik yang mau saya bagikan lewat tulisan ini. Transportasi umum yang saya gunakan paling sering memang KRL & Transjakarta atau Tije. Tetapi kali ini mau saya ceritakan juga kisah di angkot dan di bus antar kota serta kereta antar kota. 

Penasaran? Baca sampai selesai ya, sobat kompasiner. Pertama tentu akan bahas terkait beberapa kebaikan kecil yang saya terima saat naik KRL baik mau berangkat dan pulang bekerja. 

Tidak Kenal Tapi Rela Membantu - KRL dan Kebaikan Kecil di Dalamnya

Saya berangkat dan pulang bekerja dengan ransel yang lumayan berat. Ada momen di mana saat berangkat bekerja kalah cepat nge-war kereta. Sehingga saya tidak kebagian duduk dan buat menjaga punggung supaya tidak kelelahan serta ransel nggak ganggu badan oranglain, saya pilih menyimpan ransel di bagasi KRL bagian atas. 

Nah, masalahnya tinggi saya tuh kurang. Jadi kalau mau naro ransel ke atas butuh effort lebih. Alhamdulillah, tiap kali kesulitan naro tas adalah yang membantu. Entah mas-mas, bapak-bapak atau ibu-ibu. Intinya mereka sangat peka dan rela membantu padahal kami tidak saling kenal.

Selain itu, pernah mengalami pucat parah dan kepala pusing. Namun tidak bisa izin karena lagi banyak kerjaan dan berangkat setelah minum obat. Namun wajah saya masih terlihat pucat, kebetulan tidak kebagian duduk. Gerbong padat, Alhamdulillah ada seorang bapak yang rela memberikan bangkunya buat saya. 

Beliau bilang saya terlihat kurang sehat jadi lebih baik duduk. Tentunya saya amat sangat berterima kasih sekali pada beliau.

Pernah juga, tiga KRL sudah melewati saya. Tidak bisa masuk sama sekali karena beneran padat. KRL keempat tiba dan saya berusaha buat masuk kalau nunggu KRL kelima keburu makin malam. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun