Mohon tunggu...
Mutia AH
Mutia AH Mohon Tunggu... Lainnya - Penikmat Fiksi

Menulis yang ringan dan positif

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Harapan Udin dan Pohon Kresen

13 Oktober 2022   06:06 Diperbarui: 13 Oktober 2022   06:13 245
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: Pixabay.com

"Kantong kering," sahut Asep sambil terkekeh.

"Iya," Udin ikut tertawa sambil mengunyah buah kresen. Sengaja ia mengeraskan suara kecap mulutnya menyamarkan suara perutnya yang keroncongan.

"Sudahlah, yang jelas kita sama-sama tahu. Kresen nikmat saat kita laper, Sep," ucap Udin sambil tersenyum getir melihat warung Mpok Eti yang tutup sejak pademik.


Rasa lapar mengalihkan pikiran Udin tentang masa depan. Ia mulai berpikir kemana akan mengamen kali ini. Sesaat kemudian senyuman manis menghias wajahnya seiring harapan yang mengembang. Teringat rumah bercat biru di ujung jalan yang sering ia datangi. Biasanya perempuan di rumah itu tak segan memberinya koin meskipun setiap hari ia langganan datang. Walaupun sedikit yang diberi, setidaknya pemilik rumah itu tidak menutup pintu atau tidak pura-pura tuli ketika mendengar suara Udin bernyanyi.


Mutia AH
RuJiKu, 2022

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun