Mohon tunggu...
Mustam Arif
Mustam Arif Mohon Tunggu... lainnya -

Mustam Arif, rakyat biasa dan penikmat media, tinggal di Makassar.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Mumi di Wamena, Eksotisme dan Pesan Masa Depan

16 Juni 2015   12:37 Diperbarui: 11 Juni 2016   13:21 641
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Nama sebenarnya adalah Mabel. Wim dalam bahasa Suku Dani berarti perang, sedangkan Motok artinya panglima. Jadi Mabel seorang panglima perang.

Sesuai penuturan penjaga mumi ini, Mabel adalah kepala suku sekaligus penglima perang. Ia memimpin peperangan hingga berusia sangat tua. Sebelum meninggal, Mabel berpesan kepada keluarga dan sukunya. Ia meminta jasadnya
nanti diawetkan.

Alasan Mabel, jika jasadnya diawetkan akan membawa keberutungan bagi sukunya yakni akan selalu memenangkan peperangan. Selain itu alasan penting Mabel, jika mumi jasadnya terus dipelihara, keluarga dan sukunya kelak akan memperoleh kesejahteraan hidup.

Mumi Moto Mabel masih utuh bagian-bagian tertentu. Dari mumi ini, Mabel meninggal dalam keadaan duduk memeluk kedua lututnya. Mulutnya terbuka, entah menahan rasa sakit atau meneriakkan sesuatu.

Mumi Motok Mabel disimpan di satu honai, rumah adat Suku Dani bentuknya bulat lonjong, beratap jerami. Honai tidak memiliki jendela dan ada tempat perapian di dalamnya untuk menangkal udara dingin pegunungan.


Honai Motok Mabel bersama puluhan honai dari keturunanya, yang saat ini adalah generasi ketujuh. Menurut informasi seorang penjaga, mumi Motok Mabel sudah berusia lebih dari 270 tahun. Indikatornya dihitung dari kalung di lehernya, dimana setiap lima tahun dilakukan upacara penghormatan dengan mengalungkan satu kalung ke leher mumi.

Mumi Motok Mabel diletakkan dalam sebuah peti dalam honainya, dan selalu diasapi perapian. Sesuai kepercayaan komunitas menjaganya, mumi ini tidak boleh dipegang perempuan karena nantinya berkibat cepat rusak (lapuk).

Pengunjung atau wisatawan boleh melihat mumi ini dengan tarif tertentu. Mumi akan dikeluarkan dari honai jika sudah ada kesepakatan. Tarif lain lagi jika kemudian pengunjung ingin berfoto dengan mumi.

Kecolongan

Sebagaimana pengunjung lainnya, kami disambut pimpinan komunitas penjaga mumi. Anton meminta kami belum boleh memotret sebelum ada kesepakatan dengan mereka.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun