Mohon tunggu...
Abi Taqi
Abi Taqi Mohon Tunggu... -

Pegawai swasta disebuah perusahaan multinasional. Latar pendidikan dibidang teknik, IT, agama/bahasa Arab. Yang sangat suka membaca, menulis dan berdiskusi di bidang politik, ekonomi, teknologi dan agama.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Penggunaan Wawancara Berbasis Kompetensi untuk Meningkatkan Kualitas Debat Pilpres

22 Februari 2019   10:05 Diperbarui: 22 Februari 2019   10:17 72
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dari contoh jawaban pertanyaan menggunakan Wawancara Berbasis Kompetensi diatas, terlihat jelas bahwa pelamar kesatu mempunyai kemampuan untuk memenuhi ide-ide atau janji-janjinya. Dia juga memiliki tantangan yang paling besar dan berhasil. Janjinya juga realistis sesuai dengan kemampuannya. Pelamar kedua terlihat tidak memiliki kemampuan atau kompetensi dalam memenuhi targetnya, bahkan targetnya yang baru sangat tidak sesuai dengan kemampuannya. 

Dalam debat Pilpres juga dapat menggunakan pertanyaan yang berdasarkan Wawancara Berbasis Kompetensi, contohnya selain ditanyakan ide-ide nya untuk mengurangi korupsi di negara, ditanyakan juga pengalaman nyata sebelumnya para capres dalam mengurangi korupsi di provinsi, kabupaten, kementrian, partai atau perusahaan yang dipimpinnya.

 Apa tantangannya? Apakah berhasil? Sehingga masyarakat selain tahu janji-janjinya juga tahu kemampuan atau kompetensi para capres dalam memenuhi janji-janjinya. Apakah janji-janji tersebut realistis atau hanya retorika semata. 

Semoga KPU dapat mendengar usulan untuk menggunakan pertanyaan yang berdasar Wawancara Berbasis Kompetensi ini untuk debat-debat Pilpres selanjutnya agar menjadi debat yang lebih berkualitas yang memberikan tidak hanya informasi ide-ide namun juga kemampuan para calon untuk mewujudkan ide-idenya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun