Usai dinner, beruntung pula mampir di Desa Adat Sade, berburu syal dan kain tenun khas Lombok. Tampiasih Saiq Dirga, sudah mau kami datangi malam-malam pas gerimis.
Ebatan, Ayam Merangkat di Bilebante dan Senja di Bukit Selong Sembalun
Ah ia, masih saat dinner, kami ditemani Arie Prasetyo -- Operating Manager ITDC. Berkat ijin beliau pula, kami kembali eksplor PMISC, kali ini di dalam sirkuit! Trip yang akhirnya lengkap, karena bisa pula merasakan langsung euphoria berada di dalam track, juga berputar satu lap dan melihat langsung beberapa titik yang viral selama WSBK.
Usai dari sirkuit, kami ke sentra gerabah, di Desa Banyumulek. Lalu, jelang siang, kami mengarah ke Desa Wisata Bilebante. Enam orang Kompasianers perempuan, beradu keahian memasak (cuma Efa doang si :D), empat lelaki turut Ngebatan, alias memasak langsung bahan kuliner Ebatan. Menu yang dimasak sendiri inilah yang lantas jadi menu makan siang kami. Kenyang, kami bersiap mengarah ke Desa Sembalun.
Mendung dan gerimis kembali datang, lalu menderas di sebagian jalur Hutan Pusuk, arah menuju Sembalun. Tetap saja, tak bisa melewatkan sunset di Bukit Selong. Saat dinner, beberapa kotak Pempek Palembang, yang ditenteng Om Nduut dan dipaketkan Yuk Kartika Kompal, menemani menu makan malam kami.