Mohon tunggu...
Penaku
Penaku Mohon Tunggu... Mahasiswa - Anak-anak Pelosok Negeri

Menulis adalah Bekerja untuk keabadian. Awas namamu akan abadi dalam tulisannya

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Cahaya Nyata

10 Oktober 2022   21:36 Diperbarui: 10 Oktober 2022   21:40 677
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Anak kecil Memegang lentera. Gambar via Pixabay 

Sepi mengisi tepian jalan
lengang dalam gulita kegelapan
seberkas cahaya tinggal harapan
sedikit hampir tidak mungkin

Pikiran menerawang
diri mengutuki pertemuan 
perjumpaan yang kebetulan
atau takdir yang menentukan
raga mengecap kebingungan

Kegelapan berganti keremangan 
dalam langkah-langkah yang perlahan
harapan bergantian menghilang
mengisi ruang sepi 
Mengisi kekosongan hati

Malam bersahabat dengan pekat saja 
malam memberi aba-aba jua 
cahaya semu bukan lagi fatamorgana
cahaya nyata pasti betul-betul ada

Meski sepi teruslah berdiri 
bergandengan tangan dengan keraiban mengukuhkan hati melangkah jauh
menuju cahaya kedamaian 

S (10/10)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun