Mohon tunggu...
Gigih Mulyono
Gigih Mulyono Mohon Tunggu... Wiraswasta - Peminat Musik

Wiraswasta. Intgr, mulygigih5635

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Fase Grup Piala Dunia, Kegelapan dan Nyala Membara

5 Desember 2022   12:19 Diperbarui: 5 Desember 2022   14:24 315
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bola. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Asia - Afrika bangkit. Itulah atmosfir yang terpancar dari duel - duel indah, emosional dan menegangkan di fase grup piala dunia Qatar.
Meskipun reratanya memang belum 100 persen satu level dengan tim - tim Eropa dan Amerika Latin, namun beberapa tim Asia Afrika telah menebarkan maut bagi tim - tim unggulan favorit juara.

Argentina, Prancis, Jerman, Portugal dan Brazil merasakannya.

Kita menonton betapa hebatnya perjuangan Arab Saudi, Jepang, Korsel, Maroko, Tunisia, Kamerun menebar bahaya. Menjungkir balikan segala analisa dan ramalan.

Jepang, Korea Selatan dan Maroko nyala membara. Sebaliknya Jerman, Belgia, Uruguay tim - tim besar diselimuti kegelapan. Harus angkat kaki kepagian.

Pertarungan fase grup telah usai. Menghadirkan berbagai drama tawa dan air mata. Inilah beberapa sketsa teater bola di matchday grup.

Argentina, Phoenix Yang Bangkit dari Abu

Ekspresi wajah Messi menerawang begitu wasit meniup peluit penutup pertandingan. Tak terduga, tim Tango digulung Singa Gurun Saudi Arabia. Argentina kalah 2 - 1.

Hari yang buruk dan tak terbayangkan. Sekaligus tak bisa diterima.

Menyikapi kekalahan itu, bagi Messi dkk ada 2 pilihan. Pertama kecewa, saling menyalahkan dan menyesali berkepanjangan. Atau kedua evaluasi diri dan perbaikan. Untuk bangkit berjuang meloloskan diri dari tubir kematian.

Rupanya Argentina memilih opsi kedua.

Tim Tango bangkit bak mitos burung Phoenix. Setelah terbakar menjadi abu, bangun kembali melukis takdir baru yang lebih baik.

Meksiko adalah lawan kedua yang berat. Diperkuat Ochoa, kiper veteran eksentrik yang telah berkiprah di 4 piala dunia.

Babak pertama berlangsung alot, 0 - 0. Suporter Tango ketar ketir.

Babak kedua, tendangan Messi jarak cukup jauh menyusur tanah ke pojok kiri gawang Meksiko. Ochoa gagal menghalau. Gol untuk Argentina.

Gol itu seolah mengangkat beban puluhan ton di punggung Messi. Wajahnya cerah sumringah. Senyum lebar terbit dari wajah prihatin. Suporter strip biru melonjak histeris.

Gol Messi seolah air kehidupan mengguyur tim Argentina. Tango tak terbendung. Terlalu kuat untuk Meksiko. Pertandingan 2 - 0 untuk Argentina.

Akhirnya di episode duel grup, Argentina menjadi pemuncak setelah matchday terakhir di fase grup menekuk tim Polandia 2 - 0.

Argentina tegak dan mantap menyongsong babak 16 besar. Mengasah senjata melawan tim Amerika Serikat.

Memang Argentina ibarat legenda burung Phoenix, bangkit dari kubur menjemput dinamika kehidupan baru.

Jepang, Sang Pembunuh Raksasa

Di fase grup ini, tak ada yang lebih spektakuler dan menggemparkan dibanding kiprah tim Jepang menumbangkan para raksasa.

Raksasa - raksasa paling perkasa Eropa tumpas di tangannya. Jerman dan Spanyol adalah korban keganasan Samurai Biru. Jerman tewas, Spanyol dibikin pingsan.

Jepang berada di grup E, yang juga disebut grup neraka. Bersama Jerman, Spanyol dan Kosta Rika.

Jepang mengawali laga langsung bertemu tim menakutkan, Jerman. Der Panzer yang telah membopong 4 piala dunia. Dan salah satu favorit juara gelaran piala dunia Qatar.

Pada mulanya diperkirakan Jepang akan kalah mudah. Di awal pertandingan, Jepang kebobolan lewat penalti Gundozan, timnas Jerman dari Manchester City.

Babak kedua, nampak Der Panzer agak meremehkan. Berakibat fatal. Tim Jepang layaknya kumpulan Ninja yang merangsek di segala sudut lapangan. Tak lelah menggedor gawang Neuer.

Akhirnya, Manuel Neuer kiper Jerman tak mampu lagi mengamankan gawang. Dua tembakan laksana panah Ninja merobek jala. 2 - 1 untuk Jepang. Jerman bergidik, terbangun dari mimpi buruk.

Pertandingan ke dua, melawan Kosta Rika adalah anti klimak Jepang dibanding duel pertama. Jepang kalah 1 - 0.

Di pertandingan terakhir melawan tim Matador Spanyol, Jepang mendaki klimak ke dua. Samurai Biru seolah mendapat tuah dari Fujiyama. Kesetanan menerjang.

Tim Matador merah takluk dari serbuan skuad biru. 2 - 1 untuk Jepang.

Kemenangan kedua ini mengerek tim Jepang menjadi juara grup. Membuat pingsan Spanyol di posisi runer up.

Kejayaan Jepang berakibat tewasnya Jerman, meskipun di pertandingan akhir berhasil mengalahkan Kosta Rika 4 - 2. Jerman akan lolos ke 16 besar seandainya Spanyol menundukkan Jepang.

Jepang digdaya, Jerman tak menduga harus pulang lebih awal. Hansi Flick pelatih baru kharismatik tim Jerman tertunduk. Menyembunyikan kegetiran, menghibur diri dan timnya. Kegeraman sementara dipendam, untuk suatu saat diledakan.

Seluruh Jepang meledak dalam kegembiraan. Tim Samurai percaya diri menyongsong Kroasia lawan tangguh berikutnya di babak knock out.

Jepang waspadalah. Luka Modric dkk adalah ancaman besar. Siap merebus Samurai menjadi Sukiyaki nikmat. 

Arab dan Kamerun, No Regret

Walaupun Saudi Arabia dan Kamerun tak berlanjut ke 16 besar, namun mereka telah menorehkan sejarah besar. Jejak langkah yang menebarkan motivasi dan inspirasi lebih besar di masa datang bagi masing - masing negaranya.

Betapa tidak, Arab telah mengukir sukses dalam mision yang menurut pandangan publik bola impossible. Singa Gurun itu mengejutkan Messi dkk. Arab menumbangkan favorit juara Argentina di laga perdana. Negeri petro dolar itu euforia larut dalam pesta kemenangan yang langka. Kemenangan yang menjadi trending topic seantero dunia. Sekaligus membunyikan alarm bahaya bagi Argentina.

Sungguh kemenangan Arab ini menjadi kebanggaan besar. Tidak hanya bagi negara Arab Saudi saja, namun juga bagi seluruh negara di jazirah Arab. Negara - negara sekawasan kut bergembira dan bangga.

Kemenangan Arab ini akan menjadi kenangan dan catatan yang bakal sering dikutip dan referensi untuk puluhan tahun dari sekarang. Sejarah golden moment sepak bola Arab yang akan sulit terulang.

Tidak hanya Arab, Kamerun salah satu tim Afrika juga membuat kejutan besar. Mengalahkan Brazil, tim nomor satu dunia, 1 - 0. Kemenangan yang dipetik di masa injury time ini menggemparkan dan mengejutkan tim Samba.

Vincent Aboubakar, kapten dan striker Kamerun di menit 92 menanduk umpan dari sisi kanan. Gawang Brazil jebol. Tim hijau merah kuning Afrika mencatat kemenangan langka dan tak ternilai.

Aboubakar kehilangan kendali kegembiraan dan selebrasi berlebihan, mencopot kaosnya memperlihatkan six pax legamnya.

Selebrasi ini membuahkan kartu kuning. Aboubakar harus keluar lapangan karena akumulasi 2 kartu kuning. Sedangkan waktu tambahan masih tersisa 7 menit.

7 menit kritis bagi Kamerun itu berakhir aman. Gotang satu orang, hanya bersepuluh Kamerun selamat sampai duel usai. Mampu menghalau gedoran beruntun dari tim Brazil yang marah.

Meski tidak lolos ke 16 besar, Arab dan Kamerun puas. Tak ada penyesalan, no regret.

Tak Ada Pemuncak Sempurna

Salah satu yang tercatat pada fase grup ini adalah tak ada pemuncak sempurna. Tidak ada tim yang memenangkan semua pertandingan dan memperoleh skor 9. Yang terjadi, maksimal memenangi dua kali duel dan imbang satu kali. Tak terduga Inggris Belanda dan Maroko meraih poin maksimal, 7. Nilai terbaik yang terkumpul dalam fase grup.

Sebenarnya Portugal dan Brazil berpotensi memetik kemenangan sempurna. Namun tak terduga di pertandingan akhir dikalahkan oleh yang mustahil mengalahkan mereka. Tapi itu terjadi.

Cristiano Ronaldo dkk mendapat perlawanan sengit dari ginseng merah Korsel. Walau unggul terlebih dahulu, namun harus menelan kekalahan disaat - saat akhir pertandingan.

Korsel menang dramatis berkat kengototan dan intensitas tak kenal menyerah dan dukungan menggelora suporter dari tribun. Ginseng merah lolos ke babak berikutnya. Histeria massal suporter Korea, crew pelatih dan pemain. Auora heroik terpancar bergelora, mengharukan. 

Demikian juga Brazil gagal meraih kemenangan sempurna. Digagalkan singa Afrika di injury time, menit 92.

Duel Kepastian, Antara Hidup dan Mati

Mengancik babak 16 besar. Babak hidup mati atau KO, knock out. Kalah berarti tewas. 

Tak ada lagi taktik super tim, middle tim atau alternative tim. Di babak KO ini setiap tim harus menurunkan super tim mereka.

Menganalisis keunggulan dan kelemahan masing - masing lawan sembari menimbang kekuatan sendiri. Para pelatih berpikir keras memasang tim paling tepat. Dan menerapkan strategi jitu yang tidak disukai lawan.

Setiap langkah adalah jurus pemusnah dan predator bagi setiap rival. Badai kelelahan, riak pertikaian diantara tim akan menjadi PR dan tantangan pelatih. Terlena dan meleng sedikit akan berakibat kekalahan, angkat koper pulang kandang.

Piala dunia Qatar 22. Duel - duel dramatis, atraktif dan emosional masih akan berlanjut. Milyaran mata dan hati berdebar melototi ironi, kontroversi dan victori yang terjadi.

Siapkan kopi, cemilan, antena dan internet. Jangan lewatkan perhelatan akbar 4 tahun sekali ini. Selamat menonton.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun