Kami yang duduk tercenung di kursi tunggu menghambur ke arahnya.
"Bagaimana Ibu, Bu dokter?" Kutanya.
"Mohon maaf, Pak. Sampean dan Bapak yang sabar, yang ikhlas. Kondisi Ibu tidak stabil. Cuma memang operasi sudah selesai. Namun sekarang ibu koma."
"Ya Allah... Astaghfirullahal adzim. Astaghfirullahal adzim."
"Kenapa Pak Nur? Kenapa?" Mas Adi yang duduk di sebelahku kepo.
"Ibuku, Mas. Ibuku."
"Kenapa Pak?"
Tak kujawab Adi. Aku bergegas lari keluar gedung. Ragaku di acara wisuda kampus namun jiwaku di RSUD kabupaten, tempat pagi ini ibu menjalani operasi.
Sampai di taman depan gedung aku duduk berteman air mancar yang gemericik. Hiruk pikuk manusia seperti fatamorgana. Aku merasa di padang pasir kini. Kuteleponi Ayah. Tidak aktif. Kuteleponi Sahram. Sibuk.
Ya Allah. Bagaimana operasi Ibu. Kacau hati dan otakku.
Kuteleponi Hani, istriku. Kusampaikan resahku. Dia bilang aku harus sabar dan jangan putus dzikir dan doa.